Lelaki itu membagi-bagi hatinya ke dalam beberapa kamar. Hanya ada satu kamar besar yang utama. Yang lain hanyalah kamar-kamar kecil yang tak bermakna, yang akan hapus dan tertutup dengan sendirinya seiring waktu tumbuhnya kedewasaan.
Namun sampai saat ini kamar besar utama itu tak segera terisi juga. Pernah beberapa wanita mencoba memasukinya. Namun jalan terjal dan berliku terlalu sulit untuk ditaklukkan. Setelah sampai pintunya juga terlalu sulit dilalui karena harus membaca banyak mantra. Ditambah pula kunci yang cocok untuk membukanya tak jua ada yang punya.
Entahlah sampai kapan hal itu akan berlangsung adanya. Jangan-jangan nanti setelah rayap-rayap memakan pintunya dan si lelaki sudah lapuk dimakan usia bau ada yang berhasil memasukinya. Tetapi kalau demikian adanya lalu untuk apa?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H