Mohon tunggu...
Dr. Nugroho SBM  MSi
Dr. Nugroho SBM MSi Mohon Tunggu... Dosen - Saya suka menulis apa saja

Saya Pengajar di Fakultas Ekonomika dan Bisnis Undip Semarang

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Kisah Radio Transistor Tua

19 Februari 2021   21:55 Diperbarui: 19 Februari 2021   22:07 827
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Radio transistor tua (sumber gambar: bukalapak.com)

Dengan berat hati, lelaki tua itu menjual radio transistor tua yang selama ini menemaninya.

Dulu radio itu selalu ia gunakan sebagai penganatar tidur ketika mendengarkan Nyi Tjondro Lukito mendendangkan syair Kutut Manggung dengan iringan gending yang mengalun merdu.

Kadang ia juga mendengarkan dalang Ki Timbul Hadiprayitno melakonkan kisah-kisah Baratayuda yang tragis. Ditemani segelas kopi hitam pahit, di tengah hujan di malam hari.

Tapi kini sudah jarang bahkan tak ada lagi statsiun radio yang masih menayangkan gending-gending jawa atau menyiarkan wayang purwa. Isi siarannya tak lebih dari hamburan kata-kata dan celoteh anak muda tanpa makna. Ataupun lagu berisik yang syairnya cuman satu kata yang diulang-ulang.

Radio transistor tua  itu dijual sang lelaki beserta segala kenangan yang menyertainya. Jaman memang tak bisa dikekang untuk jalan di tempat. Semakin lama larinya semakin cepat. Dan lelaki tua itu merasa semakin lama semakin tertinggal langkahnya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun