Tersebutlah kisah, Baladewa muda atau Raden Kakrasana bertapa di Gunung Rewataka. Ia menjadi seorang pertapa miskin bernama Resi Jaladara.
Suatu saat ia berhasil memenangkan sayembara menemukan kembali Dewi Erawati puteri Raja Kerajaan Mandaraka Prabu Salya. Janji Salya jika ada yang berhasil menemukan puterinya yaitu Dewi Erawati maka akan dinikahkan dengan puterinya itu.
Namun Prabu Salya kecewa ketika menemukan kenyataan yang menemukan puterinya itu adalah seorang pertapa miskin di gunung Rewataka. yaitu Resi Jaladara. Ia tak sampai hati melihat puterinya nanti hidup sengsara dalam kemiskinan.
Maka dibuat syarat yang dibuat-buat dan sangat sulit agar Resi Jaladara tak jadi menikahi Dewi Erawati. Syarat tersebut adalah  Resi Jaladara bisa menikahi Dewi Erawati kalau memenuhi syarat yaitu: pertama, menyediakan dua gadis cantik kembar sebagai pendamping pengantin (dalam bahasa Jawa disebut patah); kedua, menyediakan hiasan payung  kembar mayang dari kayu dewandaru dan jalandaru dari kahyangan; ketiga, harus menyediakan empatpuluh bidadari cantik sebagai pengiring pengantin; dan keempat harus menyediakan hiburan yang menghadirkan penyanyi (waranggana) cantik yang bisa menyanyikan semua lagu.
Mendengar syarat itu, sedihlah hati Resi Jaladara. Apakah janji dan cinta harus dikalahkan oleh harta? Apaakaah gara-gara ia miskin maka ia tak boleh menikmati cinta ?
Di tengah kesedihannya, datanglah Batara Narada meminta bantuan Resi Jaladara untuk mengusir dan membunuh Raja Renggabumi Prabu Nagaprasanta yang mengobrak-abrik kahyangan karena ingin menikahi dengan paksa Dewi Gagarmayang dan tak satupun dewa yang berhasil mengalahkannya.
Resi jaladara mau memenuhi permintaan para dewa tersebut dengan syarat ia dibantu memenuhi persyaratan yang diajukan Prabu Salya agar ia bisa menikahi Dewi Erawati.
Akhirnya Resi Jaladara berhasil mengalahkan Prabu Nagaprasanta dan dengan dibantu para dewa berhasil memenuhi seluruh persyaratan agar ia bisa menikahi Dewi Erawati. Menikahlah Resi Jaladara dan Dewi Erawati. Lalu Resi jalaadara juga membuka penyamarannya karena ia adalah putera mahkota kerajaan Mandura. Berbarengan dengan pernikahananya dengan Dewi Erawati, Resi Jaladara dinobatkan menjadi Raja Kerajaan Mandura dan berganti nama menjadi Prabu Baladewa.
Ternyata banyak di dunia ini yang melihat harta sebagai syarat utama pernikahan, mengalahkan cinta dan sumpah atau janji yang telah dibuat. Namun jika cinta tetap diperjuangkan, percayalaah pertolongan akan datang dari Tuhan tepat pada waktunya
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H