Adalah Dewi Banowati, puteri Raja Mandaraaka Prabu Salya yang cantik dan centil gaya bicaranya.
Saling jatuh cinta dengan Raden Arjuna, Ksatria tampan Pandawa. Tapi tiba-tiba datang lamaran dari Durjudana, Raja Hastina Pura. Sang ayah Prabu Salya tak kuasa menolaknya karena jika ditolak maka akan terjadi perang besar antara Hastinapura atau Kurawa dengan Kerajaan Mandaraka. Pastilah Mandaraka akan kalah. Akhirnya lamaran Durjudanalah yang diterima. Dewi Banowatipun menerima demi negara dan bangsanya.
Memendam luka akibat asmara, Dewi Banowati berkata dan bersumpah pada Arjuna bahwa Durjudana hanya memiliki tubuhnya tapi tidak hati dan jiwanya. Ia berjanji memegang sumpahnya.
Selanjutnya terjalin perselingkuhan dan cinta rahasia antara Arjuna dan Banowati meski Banowati adalah isteri sah Durjudana. Dalam perang Baratayudha, kerap Banowati membocorkan strategi perang Kurawa yang besar sumbangannya bagi kemenangan Pandawa.
Setelah Baratayudha berakhir, Dewi Banowati diperistri Raden Arjuna. Tapi Sayang seribu kali sayang, putera Pendeta Durna, karena dendam atas pengkhianatan Banowati, membunuh Dewi Banowati. Akhr bahagia yang tidak abadi.
Dari kisah ini bisa dipelajari, cinta sejati seringkali tak bisa diakhiri. Tapi juga bisa membawa pengkhianatan diri. Tak selalu juga akhir bahagia yang ditemui
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H