Mohon tunggu...
Dr. Nugroho SBM  MSi
Dr. Nugroho SBM MSi Mohon Tunggu... Dosen - Saya suka menulis apa saja

Saya Pengajar di Fakultas Ekonomika dan Bisnis Undip Semarang

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Istana Pasir

8 Januari 2021   00:23 Diperbarui: 8 Januari 2021   00:25 253
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Mereka berdua mengira telah membangun istana kokoh kuat nan megah. Harapannya istana itu tahan badai dan gelombang pasang karena memang terletak di tepi sebuah pantai.

Tapi badai besar datang dan istana itu hancur dan lenyap seketika Ternyata yang mereka buat adalah istana pasir belaka.  Fatamorgana menipu mereka. Mungkin ketergesaan tanpa senjang waktu saling menyapa menjadi penyebabnya. Atau bisa juga hanya nafsu belaka dan bukan cinta fondasinya.

Kini hanya sesal belaka meresapi hati mereka. Tak ada yang bisa membangun istana itu kembali serupa di awalnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun