Lelaki itu menulis sebuah puisi, kecemasan, dan harapannya untuk tahun 2021 di atas kertas putih
Tahun 2020, mungkin adalah tahun paling kelam dalam hidupnya. Pandemi telah merenggut orang-orang yang dikasihinya. Kini ia sendirian saja di dunia ini. Belum lagi soal perut yang kadang terisi kadang tidak terisi. Ia kini hanya menulis pusi dengan harapan terpublikasi dan mendapat sekedarnya untuk membeli nasi.
Kini tahun gelap itu sudah terlewati. Tahun baru 2021 segera menanti. Dengan harapan sekaligus kecemasan ditulisnya bait-bait puisi yang harapannya terealisasi. Mungkin tak bisa lagi jalan beraspal mulus yang akan terbentang lagi sama sedia kala ketika tak ada pandemi.  jalan di depan mungkin jalan kampung biasa  yang bergerigi karena adaptasi. Tapi itu tetap sebuah harapan bagaia lilin kecil yang menyala di tengah gelap gulita. Semoga itu cukup berarti dan membuatnyaa kuat berdiri lagi dengan semangat tinggi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H