"Enak Dibaca dan Perlu", itulah motto Majalah Tempo jaman dulu. Dengan motto itu, tampaknya Tempo ingin menyampaikan pesan bahwa bahasa formal berbeda dengan bahasa komunikasi populer. Banyak kaidah bahasa Indonesia yang baik dan benar yang dilanggar oleh Tempo, misalnya penggunaan kata sambung di depan sebuah kalimat. Ada juga kalimat yang tidak memakai pola Subjek Predikat Objek (SPO). Tetapi ketika itu saya memang menikmati membaca Tempo, tanpa menghiraukan apakah ada kaidah bahasa Indonesia yang dlanggar atau tidak.
Lalu tulisan di Kompasiana itu masuk tulisan formal ilmiah ataukah sebenarnya tulisan populer yang tak harus mengikuti kaidah bahasa Indonesia yang benar? Menurut saya sih termasuk ke dalam tulisan populer yang tidak harus mentaati kaidah bahasa Indonesia yang formal. Seperti motto Tempo waktu itu yaitu "Enak Dibaca dan Perlu". Jadi mari para kompasioner kita terus menulis di Kompasiana tanpa takut tulisan kita melanggar kaidah bahasa Indonesia yang baik atau benar atau tidak.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI