Mohon tunggu...
Dr. Nugroho SBM  MSi
Dr. Nugroho SBM MSi Mohon Tunggu... Dosen - Saya suka menulis apa saja

Saya Pengajar di Fakultas Ekonomika dan Bisnis Undip Semarang

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Ulasan New York Times terhadap Ahok, Bukti Intervensi Asing?

7 Juni 2016   22:43 Diperbarui: 8 Juni 2016   08:35 2566
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

New York Times baru-baru ini mengeluarkan ulasan terhadap Ahok. Ahok dianggap sebagai seseorang yang tidak biasa atau outsider di jagad politik Indonesia. Ada tiga ketidakbiasaan Ahok dibanding kebiasaan di dunia politik Indonesia. Pertama, Ahok berani maju lewat jalur independen. Selama ini sangat jarang kepala daerah yang maju lewat jalur independen. Kalaupun ada, setahu penulis, belum ada yang menang. Kedua, Ahok beretnis China. SElama ini juga sangat jarang etnis China yang berkiprah di dunia politik. Mereka kebanyakan berkiprah di dunia bisnis. Ini mungkin warisan orde sebelumnya yang memang menutup peluang etnis China di dunia politik. Tetapi sekarang di era reformasi semuanya bebas untuk berkarier di dunia politik. Ketiga, Ahok beragama kristiani. Selama ini ada aturan yang tak tertulis bahwa pemimpin atau kepala daerah haruslah beragama muslim untuk daerah yang mayoritas penduduknya muslim. Tetapi lagi-lagi Ahok menabrak aturan tak tertulis ini. Ini juga didukung oleh kedewasaan penduuk Indonesia yang lebih melihat kemampuan seseorang daripada agama dan rasnya.

Ulasan New York Times itu barangkali bisa dibaca sebagai bentuk intervensi asing secara tidak langsung terhadap dunia politik Indonesia. Tetapi saya melihat bahwa intervensi ini adalah intervensi yang positif. New York Times ingin memuji kemajuan politik di Indonesia.

Tentang intervensi asing ini, saya ingat tulisan saya di sebuah media lokal di Semarang yang waktu itu saya justru mendukung keberdaan utang luar negeri yang diberikan oleh lembaga asing. Karena dengan kehadiran lembaga asing itu banyak kritik kepada Indonesia yang memanfaatkan batuan atau utang luar negeri itu. Pada akhirnya ini membuka ketertutupan politik Indonesia yang pada akhirnya melahirkan reformasi yang berhasil menggulingkan Rezim Soeharto atau Orde Baru yang dikator dan anti demokrasi. 

Jadi pandangan atau intervensi asing seringkali tak selalu negatif.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun