Mohon tunggu...
Dr. Nugroho SBM  MSi
Dr. Nugroho SBM MSi Mohon Tunggu... Dosen - Saya suka menulis apa saja

Saya Pengajar di Fakultas Ekonomika dan Bisnis Undip Semarang

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Mengkritisi Pengenaan Biaya Cek Saldo di ATM BCA

8 Maret 2016   22:12 Diperbarui: 8 Maret 2016   22:22 309
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Presiden Direktur BCA Jahja Setiatmadja mengatakan bahwa BCA berencana akan memungut biaya bagi nasabahnya yang mengecek saldo rekeningnya di Anjungan Tunai Mandiri (ATM) secara berulang-ulang. Alasan yang dikemukan Jhaja adalah hal itu dilakukan untuk menutup biaya operasional dan perawatan ATM yang kian mahal. Menurut dia, biaya operasional dan perawatan per ATM per tahun mencapai Rp 144 juta.

Terhadap hal ini, Komisioner OJK Muliaman Hadad mengatakkan bahwa itu hak perusahaan atau BCA karena merupakan kebijakan internal BCA. Namun Muliaman menyatakan sebaiknya BCA transparan kepada nasabah soal hal ini.

Melihat fenomena ini ada dua hal yang menarik untuk dikritisi. Pertama, apakah penarikan biaya oleh BCA itu memang benar untuk biaya perwatan ATM ataukah justru itu dijadikan alat oleh BCA untuk mencari tambahan pendapatan non bunga? Barangkali itu dijadikan pendapatan aalternatif non bunga karena sampai saat ini bank-bank masih enggan menyalurkan kreditnya meskipun BI rate sudah diturunkan oleh BI dua kali dari 7,5 persen menjadi 7,25 persen dan kemudian turun lagi menjadi 7 persen. 

Giro Wajib Minimum (GWM) juga sudah ditutunkan oleh BI menjadi 7,5 persen dari sebelumnya 8 persen dari dana pihak ketiga. Bank masih enggan menyalurkan kredit yang akan menghasilkan bunga karena bank memandang resiko kredit masih besar sehingga pendapatan non bunga lah yang dioptimalkan, termasuk memungut biaya cek saldo oleh BCA.

Kedua, kita melihat bahwa kedudukan nasabah bank di Indonesia masih lemah. Bank dengan sepihak seringkali menerapkan kebijakan yang mungkin tak bisa digugat oleh nasabah. Dalam hal ini sikap Komisioner OJK yang memberi saran kepada BCA untuk tranparan soal biaya cek saldo di ATM, sudah benar karena memang tugas OJK untuk megawasi Bank dengan titik berat untuk perlindungan konsumen atau nasabah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun