Mohon tunggu...
Dr. Nugroho SBM  MSi
Dr. Nugroho SBM MSi Mohon Tunggu... Dosen - Saya suka menulis apa saja

Saya Pengajar di Fakultas Ekonomika dan Bisnis Undip Semarang

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Lagu "Betlehem Brikan Pintumu" yang Mengiris Hati

22 Desember 2014   06:43 Diperbarui: 17 Juni 2015   14:45 90
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Tiap kali menghadiri misa Natal dan mendengar lagu “Betlehem Berikan Pintumu” hati saya selalu teriris dan terharu. Lagu itu menceritakan bagaimana Maria dan Yosef terlunta-lunta mencari penginapan karena Mariasudah waktunya melahirkan. Ternyata tak ada satupun penginapan yang mau menampung Yosef dan Maria sehingga akhirnya Maria melahirkan bayinya yang tak lain adalah Yesus di kandang domba.

Lagu tersebut bila diinterpretasikan secara lebih mendalam juga merupakan permohonan dari Tuhan sendiri agar manusia membuka hatinya untuk kedatangan Tuhan yang sudah menjadi manusia. Tuhan telah rela menurunkan kehormatannya dan mau solider dengan manusia.

Bila dimaknai demikian maka: pertama, perayaan natal masa kini dengan hingar bingarnya tentu jauh dari suasana natal yang sesungguhnya. Yesus lahir di kandang domba yang sangat tidak layak sebenanya. Sementara perayaan natal sekarang justru dirayakan dengan hingar bingar di hotel dan mal-mal. Kedua, kita patut bertanya juga apakah manusia di era ini sudah mau menerima kehadiran Tuhan di dalam hatinya dengan berperilaku baik. Jangan-jangan jauh dari itu,misalnya kalau dilihat banyaknya kasus korupsi di Indonesia padahal katanya bangsa Indonesia adalah bangsa yang religius

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun