Saya akhir-akhir ini asyik nonton film "Abad Kejayaan" yang menceritakan situasi kerjaan Ottoman di bawah Raja Sulaiman. Meskipun sudah dikatakan bahwa film ini adalah dramatisasi dari sejarah, namun sungguh tetap menarik menonton film ini. Semua tokoh dalam film ini diceritakan tidak hitam dan putih. Artinya tidak ada tokoh yang 100% baik dan 100% jahat. Semuanya ada sifat baik tetapi juga ada sifat jahatnya.
Contohnya Putri Harem atau Alexandra. Pada awalnya dia mendekati raja sulaiman untuk balas dendam atas kematian keluarganya. Saya mengira bahwa ia adalah tokoh antagonis atau jahat untuk seterusnya. Tetapi ternyata dalam perjalanannya, banyak sekali sifat baiknya muncul dan sering kini ia justru menjadi kurban konspirasi dari Permaisuri Mahedevran dan Perdana Menteri Ibrahim Pasha.
Demikian pula, tokoh Ibrahim Pasha sang Perdana Menteri. Awalnya dia diceritakan sebagai tokoh baik. Tetapi akhir-akhir ini dia tampaknya "bermain" politik sendiri tanpa sepengetahuan Raja Sulaiman. Lihat bagaimana dia menyingkirkan Leo mantan Kekasih Puteri Harem, bagaimana dia juga bermaksud menyingkirkan Putri Harem, dan bagiamana dia dengan kejam menyuruh Matrachi membunuh Sandhika yang hendak membunuh raja dengan cara kejam yaitu menenggelamkannya di laut hidup-hidup.
Kesimpulan saya, ini sungguh film yang realistik yang menggambarkan manusia yang sesungguhnya. Manusia selalu ada sisi baik tetapi juga ada sisi buruknya. Tak ada manusia sempurna. Ini sungguh berbeda dengan film-film Hollywood atau Amerika yang selalu menampilkan tokoh utama sebagai pahlawan yang 100% adalah manusia baik dan super
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H