Mohon tunggu...
Nugroho Purbohandoyo
Nugroho Purbohandoyo Mohon Tunggu... Wiraswasta - menulis lepas, menulis apa saja

senang menulis

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Kenal Jamur Malassezia Gak? Kenalan Yuk

14 Desember 2022   12:37 Diperbarui: 14 Desember 2022   12:49 269
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

RSI BANJARNEGARA - Kenal dengan nama jamur Malassezia? Kalau belum, kenalan yuk...

Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin RSI Banjarnegara dr Indranila Kurniasari SpKK menjelaskan Malassezia furfur adalah spesies jamur lipofilik, dimorfik, dan menyerupai khamir, yang terdapat pada kulit manusia sebagai patogen oportunistik, menyebabkan penyakit seperti ketombe, panau (pityriasis versicolar), dermatitis seboroik.

Jamur Malassezia memiliki struktur morfologi yang khas dan dapat dibedakan dengan jenis fungi yang lain. Secara mikroskopik, sel Malassezia berupa sel-sel bulat, bertunas, berdinding tebal, serta hifanya pendek dan tidak lurus serta memiliki spora bulat berkelompok yang berukuran 3-8 m.

Kemudian dokter Indranila menyebutkan, Pitiriasis versikolor atau penyakit panu merupakan salah satu jenis infeksi jamur yang paling sering ditemui di permukaan kulit dan disebabkan oleh jamur Malassezia.

"Jamur yang normalnya tidak berbahaya ini dapat menyebabkan terjadinya kelainan kulit bila mereka berubah bentuk menjadi jamur tipe filamentosa patogenik yang dapat tumbuh dengan cepat," ujarnya.
 
Faktor yang berperan dalam memicu pertumbuhan jamur ini adalah udara yang panas dan lembab, produksi keringat yang berlebih, kulit berminyak, gangguan sistem pertahanan tubuh, atau perubahan hormonal.

"Pitiriasis versicolor lebih sering terjadi pada usia remaja dan dewasa muda, mungkin karena adanya peningkatan produksi minyak alami kulit (sebum) oleh kelenjar keringat, sehingga Malassezia memperoleh lebih banyak suplai makanan dan dapat tumbuh lebih subur di permukaan kulit," tandasnya.

Untuk diketahui,  gejala yang sering ditemui dari penyakit ini adalah terbentuknya bercak-bercak berbentuk oval dan berbatas tegas di permukaan kulit, terutama di daerah yang banyak mengandung kelenjar keringat seperti leher, wajah, badan dan atau lengan.

Bercak ini dapat berwarna merah muda pada penderita dengan berkulit putih, dan dapat berwarna putih pucat sampai kecoklatan pada mereka yang berkulit gelap. Bercak dapat terasa gatal, terutama saat berada di tempat yang panas dan lembab, serta terlihat bersisik halus bila digaruk. (*)

Nugroho Purbo Humas RSI Banjarnegara

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun