BANJARNEGARA - Dokter Masrurotut Daroen atau dokter Rury dari RSI Banjarnegara Jawa Tengah memperingatkan bahaya infeksi tetanus. Meskipun kita memiliki vaksin untuk membantu melindungi kita dari tetanus, infeksi bakteri ini masih bisa mematikan bahkan ketika diobati.
"Kebanyakan orang mengasosiasikan tetanus dengan paku berkarat dan benda-benda tua dan tajam lainnya. Sebenarnya, bakteri penyebab tetanus, Clostridium tetani, hidup di tanah, debu, dan kotoran, bukan di karat. Namun, banyak benda tua berkarat yang berdebu karena tidak digunakan, yang berarti dapat menumpuk lapisan kotoran yang mengandung bakteri tetanus," ujar Rury.
Menurutnya, Ketika mengalami luka tusuk, terutama dari benda yang kotor, Clostridium tetani dapat masuk ke dalam tubuh. Menariknya, sebenarnya spora patogen yang membuat racun bagi tubuh. Racun ini, yang disebut tetanospasmin, mempengaruhi sistem saraf.
Akibatnya hal ini dapat membuat menderita gejala seperti:
Kekakuan di leher, rahang, dan otot lainnya (lockjaw)
Kejang otot di leher, rahang, dan area lainnya
Demam
Kesulitan bernafas
Dokter dapat membantu mengelola gejala tersebut dengan memberikan perawatan berikut:
- Antitoksin untuk menetralisir racun yang belum mempengaruhi sel saraf
- Antibiotik
- Bantuan pernapasan dengan ventilator
- Obat-obatan untuk membantu melumpuhkan otot untuk mengurangi kejang
"Untuk membantu melindungi orang dari tetanus, penting bagi pemilik tempat untuk menjaga properti mereka bersih dan bebas dari benda-benda tua yang berdebu dan berkarat," tandasnya. (*)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H