Dua tiga hari lalu Amien Rais, mantan ketua Muhammadiyah, berujar, “Jadi, saya kira 85 persen orang Muhammdiyah akan bergabung dengan koalisi merah putih.” Maksudnya bergabung dengan kubu Prabowo. Pernyataan yang bombastis selalu mengusik benak dan nurani manusia normal. Mempertanyakan keabsahannya, memperkirakan apa dasarnya. Benarkah demikian?
Amien Rais adalah mantan ketua Muhammadiyah. Itu diakui fakta. Tapi ada fakta-fakta lain.
Tokoh Muhammadiyah bukan hanya Amien Rais. Ada ketua umum yang sekarang, Din Syamsuddin. Dia pernah pernah meminta salat dengan Jokowi sebagai imam. “Tenyata cara salatnya bagus, bacaan Al-Qurannya pun panjang-panjang.” Maka Din percaya Jokowi benar-benar haji.
Dengan fakta ini, bisakah Amien Rais mengklaim semua suara warga Muhammadiyah pergi ke dia ?
Masih ada fakta lain yang terpenting: Ahmad Syafii Maarif, mantan ketua Muhammadiyah yang dikagumi semua kalangan, bahkan sampai keluar negeri. Begini komentarnya soal Jokowi. “Dia, meski kerempeng, otaknya besar dan bekerja,” kata Syafii. “Jokowi sangat sederhana dan perbuatannya bukan pencitraan.”(Sumber: Tempo)
Bagaimana soal dukungan pribadi Syafii ? Jawabnya, “Sudah bertemu lima kali. Itu isyaratnya apa?”
Jadi amat sangat lucu kalau Amien Rais mengklaim 85 persen suara ikut dia. Menganggap dirinya seolah paling besar di Muhammadiyah yang begitu besar. Paling banyak 30 persen ikut dia. 60 persen ikut Jokowi yang jelas-jelas menaikkan harkat hidup orang kecil. Sisanya? Sakit, golput dll…
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI