Mohon tunggu...
E. Nugroho
E. Nugroho Mohon Tunggu... Dokter - Dokter, ilmuwan, seniman, pengamat bahasa

Dokter, pengamat bahasa, pengamat sosial

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Beberapa Ibu Kota yang Menjadi Kota Hantu

1 Agustus 2019   15:23 Diperbarui: 1 Agustus 2019   15:34 173
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pagoda di ibukota baru Myanmar. Indah. Luas. Dan kosong... Photo courtesy: USIP. Www.usip.org

Brasil, Kazakhstan, Myanmar. Itu antara lain negara yang memindahkan ibukota ke tempat baru. Bukan ke luar pulau. Tapi cukup jauh. Hasilnya: kota hantu di akhir pekan, untuk Brasil. Dan kota hantu beneran untuk Nay Pyi Taw (Myanmar).

Ambil ibukota Myanmar contohnya. Bangunan2 raksasa memenuhi ibukota itu. Luasnya hampir 5 kali Berlin. Banyak dibangun mal juga. Dan kosong.... Bayangkan kota yang begitu besar, yang dr ujung ke ujung perlu 2 jam. Dengan penduduk yang sedikit saja. 

Jalan rayanya ada yang lebarnya 20 jalur. Dan kosong. Konon ada yang bilang itu untuk landasan pesawat kalau sampai terjadi perang. Memang Myanmar adalah rezim militer. Jadi masalah perang harus dipikirkan. Ibukota ini baru berumur 11 tahun. 

Astana, atau Nursultan, di Kazakhstan lebih ramai sedikit. Umurnya juga lebih tua sedikit. 20 tahun. Tapi rasanya tidak banyak beda dengan Brasilia di Brasil.

Para pejabat dan pegawai negeri pulang kampung kalau akhir pekan. Kalau di Indonesia, mungkin sekali pejabat akan berlomba2 bikin perjalanan dinas ke Jakarta. Tengok anak isteri sambil makan bersama relasi di resto Pondok indah atau Grand Indonesia... Hari lain? Remote control aja dr Jakarta. 

Brasilia, ibukota "baru" Brasil, sudah 50 tahun lebih umurnya. Arsitek yang membangun kota modern nan indah dan kosong itu ditanya, kok sampai sekarang masih kosong? Dia menjawab: Paris perlu berapa ratus tahun? Sabar. Nanti juga ramai... Hehehe... .... 

Presiden Jokowi mau bangun di Kalimantan. Rasanya tidak akan banyak bedanya dengan tiga negara tadi. Hasilnya, sabar... Nanti anak2 dari buyut2 kita akan menikmati...  Sekarang yang menikmati biar para kontraktor yang membangun saja...

Ini mengingatkan saya pada jalan megah trans Batam Barelang, sampai Pulau Galang. Hampir 100 km. Yang selama 20 tahun dulu kosong melompong. Bahkan pernah ditutup agar tidak rusak... Hahaha ....   Lucu sekali bukan? Sabtu Minggu buka untuk turis lihat. 

Pak Jokowi yang terhormat. Lebih baik dananya untuk membangun mental bangsa Indonesia. Oya, tidak perlu kirim orang untuk lihat ibukota2 yang gagal itu. Buka saja Youtube. Murah. Irit... 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun