[caption id="attachment_219629" align="aligncenter" width="620" caption="Presiden AS Barack Obama berhadapan dengan Mitt Romney dalam debat ketiga calon presiden AS yang diadakan di Lynn University di Boca Raton, Florida, Senin (22/10/2012). Ini merupakan debat capres terakhir sebelum hari pemungutan suara pada 6 November mendatang./Admin (AFP PHOTO/Jewel Samad)"][/caption] Dalam tulisan saya dulu, saya mengemukakan keunikan pemilihan presiden Amerika dimana seorang yang mendapat suara banyak, bisa saja kalah dalam pemilihan presiden. Silakan baca #mce_temp_url# Kekalahan calon petahana dari Demokrat Al Gore melawan George W. Bush walaupun mendapat suara setengah juta lebih banyak, memang terkesan 'menyakitkan' dalam sistem electroral college. Kalau Anda baca pemberitaan media-media di Indonesia, tampak sekali ada kecenderungan media di Indonesia untuk mengunggulkan Obama. Sikap Presiden Obama yang simpatik pada dunia luar memang menjadi pengharapan bahwa rakyat Amerika bisa kembali memilih Obama. Akan tetapi, saya harus realistis menunjukkan bahwa situasinya tidak semudah yang diharapkan. Siapa kira-kira yang akan menang dalam pilpres 6 November mendatang? Sampai sekarang, susah sekali diprediksi siapa yang akan menang dalam pilpres mendatang tersebut. Pada beberapa survey, secara nasional calon penantang dari partai Republik menang tipis. Salah satu lembaga survey terkemuka, Gallup menyampaikan hasil sebagai berikut: Oct 16-22, 2012 Obama Romney Registered Voters 47% - 48% - Likely Voters 46% +1 51% - Hasil ini juga didukung oleh lembaga survey yang lain seperti Rasmussen dan PPP. Sementara itu, Lembaga survei lain seperti IPSOS/Reuters dan YouGov/Economist memenangkan Obama dengan kemenangan tipis 1-2%. Hasil survey yang menunjukkan persaingan yang sangat ketat ini memang berada diluar perkiraan. Sampai pada puncak acara konvensi Demokrat, Obama terlihat sangat meyakinkan akan memenangkan pilpres ini. Semua lembaga survei sepakat untuk menunjukkan kemenangan Obama. Apalagi reputasi Obama sebagai seorang orator ulung semakin meyakinkan banyak pihak bahwa Obama akan mengalahkan Romney dalam debat capres. Tanpa dinyana, titik balik kemenangan Romney justru memang muncul pasca debat pertama dimana Obama tampak seperti kebingungan (hal yang sangat mengherankan karena Obama memang dikenal sebagai pembicara yang sangat tangguh). Walaupun pada dua debat terakhir, Obama relatif menang...tampaknya hal tersebut masih belum mampu meyakinkan pemilih untuk memenangkan pilpres ini dengan mudah seperti dulu Beliau bertarung di 20o8. Dalam survey di Gallup, Obama menunjukkan keunggulan pada hampir semua issue (sosial, kesejahteraan, kesehatan/medicare, politik luar negri dsb), akan tetapi hanya ada satu aspek yang Obama kurang dipercaya: ekonomi. Disisi lain, kiprah Romney sebagai seorang pengusaha sukses dianggap lebih mampu untuk menyelesaikan masalah ekonomi ini. Dengan harga minyak yang dua kali lipat, hutang pemerintah yang begitu besar ($ 16 triliun...kalau dirupiahkan berarti sekitar 160 bilyun rupiah...bandingkan dengan total nilai APBN kita yang hanya satu setengah bilyun rupiah...padahal yang 160 bilyun tersebut hanya utangnya saja ;) belum total nilai APBN mereka)...banyak pemilih yang meragukan bahwa kehidupan ekonomi Amerika akan membaik apabila Obama terpilih lagi. Dengan sedikit bergurau teman saya mengatakan bahwa presiden AS boleh salah dimana saja (mengebom negara lain, melarang pernikahan sesama jenis, menolak aborsi dsb)...tetapi jangan sampai salah dalam menangani ekonomi. Pesan sederhana dari kata-kata Presiden Reagen dulu "Are you better off now than 4 years ago" terus dipakai oleh Romney untuk menarik suara para undecided voters. Kalau dengan sistem kita yang memakai popular votes, perhatian tertuju pada swing voters, di Amerika, semua mata sekarang tertuju pada beberapa negara bagian yang dikenal sebagai swing states (kadang pilih Demokrat, kadang pilih Republik) seperti negara bagian dimana saya tinggal, Ohio. Kemenangan pada swing states ini menentukan berapa electroral yang akan dikumpulkan kedua pasangan kandidat untuk mencapai angka keramat 270. Saat ini Obama mendapat dukungan kuat dari negara bagian baik di pantai barat maupun timur yang memang kosmopolitan dan mempunyai banyak penduduk seperti negara bagian California dan New York, sementara Romney lebih kuat didaerah tengah yang berbasis pertanian.  silakan lihat peta ini untuk memberi gambaran berapa eletrotal votes yang kira-kira saat ini diraih kedua kandidat  (disini #mce_temp_url#). Apapun yang dipilih rakyat Amerika, kita hanya bisa menghargai apapun pilihan mereka untuk kebaikan bangsa mereka. Memang susahnya bagi kita adalah presiden Amerika selalu menentukan juga langkah dunia. Hanya sayang kita tak bisa memilih....;)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H