Indonesia bukan hanya dikenal sebagai negara yang indah dan kaya, akan tetapi dikenal juga sebagai negara yang ramah dan bermoral. Namun saat ini dengan banyaknya kasus kenakalan remaja, mulai dari tawuran, kekerasan, bullying, membuat anggapan di atas seketika menjadi pernyataan besar, apakah benar Indonesia ini negara yang ramah dan bermoral jikalau anak mudanya saja seperti itu?.
Hidup sebagai manusia di dunia tidak akan jauh dari problematika. Gejolak sosial yang ada menjadi sebuah gambaran bahwa kehidupan sosial memang sangat beragam dan bervariasi. Dengan latar belakang yang beragam, wajar kalau problematika itu ada dan akan selalu ada.
Namun saat ini, problematika yang kita lihat terhadap anak muda bisa kita artikan sebagai degradasi moral anak bangsa. Degradasi sendiri memiliki arti kemunduran, kemerosotan, atau penurunan. Degradasi moral yang terjadi menandakan memburuknya kondisi moral anak bangsa.
Degradasi moral yang terjadi di dalam masyarakat sebenarnya sangat beragam adanya. Namun yang menjadi pembahasan kali ini adalah kondisi degradasi moral yang terjadi pada anak muda atau remaja. Hal tersebut menjadi penting, mengingat anak muda ini merupakan generasi penerus bangsa yang akan memiliki kendali dalam membangun bangsa di masa yang akan datang. Namun pada kenyataannya, sekarang banyak anak muda yang melakukan kegiatan amoral yang jauh dari harapan pendiri bangsa.
Seperti yang kita tahu akhir-akhir ini, banyak kasus anak muda yang melakukan kegiatan amoral. Seperti kekerasan terhadap teman, bullying yang dilakukan di sekolah, dan bahkan maraknya kasus penganiayaan di jalanan yang dilakukan anak muda. Hal tersebut sangat menggambarkan bagaimana kondisi moral anak bangsa saat ini yang  sangat menurun. Tentunya sebagai warga negara, akan timbul rasa prihatin yang sangat tinggi melihat fenomena saat ini.
Tentu jika kita membicarakan degradasi moral, pasti ada hal yang melatarbelakangi fenomena itu. Ada dua kemungkinan aspek yang melatarbelakangi, yaitu aspek orang tua/keluarga dan aspek lingkungan sekitar. Dari kedua aspek tersebut, keluarga/orang tua menjadi aspek dasar yang penting. Seorang anak akan ditanamkan nilai-nilai moral atau akhlak dari orang tuanya sejak kecil.
Namun pada kenyataannya, sekarang banyak orang tua yang kurang memperhatikan tugasnya dalam menanamkan nilai-nilai kehidupan pada anaknya. Hal tersebut ditandai dengan orang tua yang mulai memberi kebebasan pada anaknya dalam memanfaatkan teknologi secara tidak terkontrol, kurangnya pengawasan pada kehidupan sang anak. Dari hal itu, akan membentuk kepribadian anak yang semaunya sendiri, karena merasa dibebaskan dan tidak diawasi oleh orang tuanya.
Selain itu, faktor lingkungan juga memiliki pernan yang penting dalam pembentukan moral anak muda. Lingkungan yang dimaksud terdiri dari lingkungan pertemanan dan lingkungan sekolah. Lingkungan pertemanan yang tidak baik akan memberikan efek negatif pada moral anak. Seperti yang kita ketahui sekarang, fenomena kekerasan jalanan rata-rata dilatarbelakangi oleh kondisi pertemanan yang negatif. Segerombolan anak muda akan melakukan kekerasan terhadap orang lain dengan berbagai tujuan. Mulai dari ingin mendapatkan eksistensi, Â mendapatkan kepuasan, dan yang paling parah adalah kegiatan tersebut dijadikan sebuah syarat apabila ada seorang anak muda yang ingin bergabung dengan gerombolan tersebut.
Dari faktor pertemanan tersebut, memiliki hubungan juga terhadap orang tua. Orang tua yang terlalu membebaskan anak dan tidak memberikan pengawasan menjadikan anak bisa dengan mudah bergabung dengan gerombolan anak muda yang memiliki kebiasaan negatif. Selain lingkungan teman, lingkungan sekolah pun menjadi faktor yang bisa melatarbelakangi degradasi moral.
Seperti yang kita ketahui sekarang, banyak sekolah yang hanya mengajarkan siswanya dalam hal pembelajaran. Pendidikan moral pada siswa masih dianggap kurang pada lingkungan pendidikan Indonesia. Banyak guru yang hanya menjalankan kewajibannya dalam mengajar siswa, namun hanya sebatas pembelajaran ilmu, masih banyak guru yang tidak memperhatikan faktor pendidikan moral pada siswa-siswanya.
