Mohon tunggu...
Cerita Pemilih

Hobi Nyampah Orang Indonesia

2 Oktober 2015   15:00 Diperbarui: 2 Oktober 2015   15:00 148
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Beberapa waktu yang lalu saya melihat berita tentang rencana pemprov DKI untuk merelokasi para pedagang kaki lima yang berjualan di sekitar kota Tua/Museum Fatahillah. Hal tersebut karena dari aktivitas perdagangan itu memicu timbulnya sampah yang menyebabkan kawasan wisata kota tua menjadi kotor. Sebenarnya masalah sampah itu salah siapa? Apakah hanya sepenuhnya salah pedagang?

Apakah setelah direlokasi nanti tidak akan terjadi lagi aktivitas membuang sampah sembarangan? Bukan kok saya membela pedagang, tapi sisi lain yang saya soroti disini adalah juga perilaku masyarakat Indonesia yang masih sangat minim kesadarannya untuk membuang sampah pada tempat yang semestinya.

Banyak contoh kejadian lain tentang fenomena orang Indonesia yang hobi nyampah sembarangan yaitu saat musim mudik lebaran lalu sepanjang bahu jalan tol banyak sampah berserakan, atau di jalan-jalan biasa yang sering saya menyaksikannya, lalu di beberapa tempat wisata alam seperti semeru, di kebun binatang serta yang paling umum adalah di sebagian besar sungai-sungai di Indonesia yang terkadang sudah tidak terlihat airnya karena tertutup sampah. seolah sudah menjadi penyakit sosial yang dapat mengidap pada semua kalangan, miskin-kaya, tua-muda, orang tak sekolah maupun orang berpendidikan sekalipun masih banyak yang berperilaku demikian.

Apa susahnya sih buang sampah pada tempatnya? Toh kita juga yang menghasilkan sampahnya. Sampah kan identik dengan sesuatu yang kotor dan tidak disukai, jadi jangan membuat sesuatu yang kotor tersebut menyebabkan lingkungan yang tidak kotor menjadi ikut kotor, yang awalnya disukai menjadi ikut tidak disukai gara-gara sampah.

Apa perlu perilaku membuang sampah ini dimasukkan dalam kurikulum pendidikan sekolah? Walaupun di pelajaran PPKN SD sudah dibahas kalo tidak salah pada bab perilaku terpuji, tapi itu sangat jauh dari cukup memberikan kesadaran. Mungkin bisa dijadikan mata pelajaran wajib dari jenjang SD hingga SMA, atau bahkan di perguruan tinggi sekalipun.

Atau saya sempat terpikir ide yang agak ngawur yaitu agar dinaikkan saja pajak untuk barang-barang yang menghasilkan sampah, lalu sebagian dari uang pajaknya diberikan sebagai reward untuk orang yang membuang sampah pada tempatnya

Mungkin ini merupakan masalah sepele bagi sebagian orang, tapi dampak yang ditimbulkan sampah bisa menjadi masalah yang serius, selain merusak keindahan pemandangan juga pencemaran lingkungan yang dapat menyebabkan penyakit, bencana banjir dsb. yang itu mengganggu.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun