Pagi tadi saya service motor di salah satu dealer resmi di Kota Klaten. Karena kondisi motor sangat kotor maka adikku bilang ; “mas motore kumbahen sik, soale nek motore kotor nyervise ga apik” (mas motornya cucilah dulu, karena kalo kotor biasanya servicenya kurang baik). Saya bilang : “tenane.... mosok ngaruh?” (yang bener masak berpengaruh?) karena setahuku tidak ada hubungan anatara motor yang dibawa ke bengkel masih kotor dengan pelayanan service. Karena memang tidak atauranya service motor, motor yang di bawa harus bersih. Tapi bukan kakak adik kalo ga kompak saling menyanggah J. Adikku kekeh pokoknya motor sebelum di bawa ke dealer untuk diservice harus di cuci dulu, karena mekaniknya kadang pilih-pilih motor yang didahulukan service.
Oglangan dan dampak sistemik
Akhirnya saya ngalah, bukan berarti kalah ya . . . . ga mau debat aja . . . toh ga penting. Jam 8.15 wib saya mulai cuci motor yang akan saya bawa service ke bengkek/dealer. Jam 9. 30 wib selesai cuci motor, kemas-kemas langsung ke bengkel. Agak sedikit molor karena oglangan. Oglangan memang sudah jarang terjadi di kota tempatku. Tetapi Oglangan tadi pagi melumpuhkan jaringan ATM. Sanpai harus menunggu beberapa saat agar ATM bisa dugunakan lagi untuk mengambil uang. Dari ulasan singakat, tentu pembaca sekalian sudah tahu kan apa itu Oglangan? Iya Oglangan adalah istilah untuk menyebutan mati lampu di daerah Kabupaten klaten. Dan mungkin adalah salah satu istilah yang unik, karena setahu saya 6 tahun tinggal di Jogja tidak dikenal istilah Oglangan dan demikian juga di Solo. Ingat ya.... kalo suatu saat ada orang jawa bilang “lagi oglangan” kalo di artikan letter teks adalah sedang terjadi mati lampu. Tetapi kalo ada orang jawa bilang “nek mangkat kerjo ki ojo oglangan” itu artinya kalo berangkat kerja itu jangan seperti mati lampu, kadang berangkat kadang tidak.
Aku juga belajar Quran, mas
Setelah ambil uang di ATM saya langsung ke bengkel. Karena sekarang hari minggu sesuai prediksi saya bakal banyak yang service dan pasti ngantri. Ternyata sampai di depan CS dibilang : “maaf mas, kami buka setengah hari untuk hari minggu dan sudah tidak menerima pendaftaran service lagi.” Akhirnya saya gesr ke bengkel sebelah yang juga resmi dan dengan pabrikan yang sama. Alhamdulillah di bengkel sebelah masih menerima. Memang secara letak bersebelahan, namun kelihatanya beda pemilik. Ketika datang ke CS langsng diterima dan antri tentunya. Sambil menunggu di kursi tunggu saya sempatkan baca Quran yang sdah saya bawa dari rumah dan karena ini kan pas bulan puasa. “Memanfaatkan waktu sebaik-baiknya, biar tambah berkah” kata pak ustadz. Sepulu menit kemudian CS mnghampiri saya sambil menyrahkan STNK yang tad saya tunujukkan untuk daftar service. Costumer service nya seorang ibu setangah baya mungkin sekitar 40 tahun. Sambil menyerahkan STNK bilang : “mas saya juga belajar quran, dulu ada yang beli motor disini tapi saya ga minta hadiah / komisis tapi hanya minta quran.” Dulu pernah saya beli quran bekas 20 ribu di toko buku bekas ya buat belajar...” Meskipun saya kristen tapi adik-adik saya sudah jadi mualaf.” Saya hanya mengangguk-angguk sambil sesekali mengiyakan. Sambil meneruskan cerita ketertarikanya pada Alquran, beliau juga mencaritakan kisah-kisah adiknya yang jadi mualaf.
Mualaf adalah saudara seiman dan seislam
Melanjutkan cerita ibu CS bengkel tadi, suatu ketika adiknya cerita saat awal sebagai mualaf, ketika sedang sholat kopnyahnya jatuh kemudian langsung dipake sambil geragapan, sontak hal itu ditertawakan oleh jamaah yang lain. Tapi dia (adiknya) tetap semangat beribadah. Ya mungkin sebagai orang yang diberi anugrah menjadi maslim turunan/sejak lahir kadang kita lupa ada sebagian saudara kita yang ingin serius belajar tentang islam. Mereka yang sudah terbuka hatinya untuk masuk Islam harus kita dukung penuh dan nasehati dengan baik jika ada yang belum benar. Karena mulaf, ketika mereka dengan kesadaran dan keteguhan hati mengucap syahadat, saat itulah bersih semua dosanya. Mereka memulai lembaran baru kehidupanya seperti bayi yang baru lahir.
Nugraha JS,
Klaten, 12 Juli 2015