Bulan Ramadhan ini seharusnya orang-orang lebih banyak untuk menyebarkan kebaikan, terutama para tim sukses dan relawan yang melakukan kampanye. Para pelaku kampanye ini sebaiknya menyebarkan kampanye positif terkait pasangan capres-cawapres yang didukungnya. Tetapi yang terjadi malah sebaliknya, kampanye fitnah justru semakin banyak, dan sebagian besar hanya menyerang pasangan capres-cawapres Jokowi-JK.
Juru bicara tim Jokowi-JK Hasto Kristiyanto menduga bahwa kubu lawan menggunakan strategi perang, dengan cara menyerang lawan, untuk menurunkan elektabilitas Jokowi. Hasto mengatakan bahwa serangan negatif terhadap Jokowi berjumlah 25 isu selama bulan Ramadhan ini, sementara, serangan untuk Prabowo hanya berjumlah 5 isu.
Serangan yang dilakukan tidak hanya memiliki Jokowi sebagai target, namun juga menyasar partai tempat Jokowi bernaung, yaitu PDIP, dengan serangan berupa tuduhan bahwa PDIP adalah Partai Komunis Indonesia. Anggota tim pemenangan Jokowi-JK, Jenderal TNI (Purn) Hendropriyono, menilai bahwa serangan-serangan tersebut sudah melampaui batas kewajaran. Karena itulah ia meminta agar pemerintah menetralisir dan mencegah terjadinya konflik berkelanjutan di masyarakat, karena hanya pemerintah yang memiliki kekuatan untuk menghentikan kampanye hitam.
Serangan terhadap Jokowi dan PDIP ini tidak hanya membuat prihatin kader-kader PDIP saja, bahkan salah satu tokoh senior Muhammadiyah, yaitu Ahmad Syafii Maarif, juga merasa prihatin akibat serangan terhadap Jokowi yang muncul. Ia mengungkapkan bahwa keprihatinannya tersebut berawal ketika ia melakukan kunjungan ke Sumatera Barat. Disana ia menemui banyak masyarakat yang menyatakan takut untuk memilih Jokowi karena dianggap sebagai seorang kafir.
Selain menemukan banyak informasi bohong di berbagai tempat, Ahmad Syafii juga menemukan banyak intimidasi dan politik uang di 10 titik di Sumatera Barat selama dua hari kunjungannya, namun dirinya bersama relawan Muhammadiyah yang mendukung Jokowi-JK berusaha menepis berita bohong tersebut dengan menyebarkan tabloid Obor Rahmatan Lil Alamin. Selain itu ia juga melakukan wawancara dengan media local, dan mengadakan buka bersama dengan sekitar 1.000 warga Muhammadiyah di Masjid Muhajirin.
Mungkin yang menjadi tujuan pelaku penyerangan adalah menurunkan elektabilitas Jokowi sebagai capres, tetapi yang malah terjadi adalah semakin berkembangnya dukungan untuk Jokowi. Hal ini diungkapkan oleh Hasto yang mengatakan bahwa dalam beberapa hari tersisa ini dukungan publik terhadap pemberitaan Jokowi sebesar 56%, sementera Prabowo hanya 44%.
Jumlah tersebut menunjukkan bahwa rakyat sudah tidak mudah terpengaruh dengan berita fitnah. Semoga saja pelaku kampanye hitam tersebut segera sadar bahwa yang dilakukannya hanya buang-buang waktu dan tenaga karena.
Lagipula siapa yang butuh kampanye hitam yang memfitnah lawan untuk mengalahkannya jika memiliki bukti berupa kerja nyata yang berpihak kepada rakyat?
Hidup Jokowi-JK!
Salam 2 Jari
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H