Mohon tunggu...
Nugraha Wasistha
Nugraha Wasistha Mohon Tunggu... Penulis - Penulis lepas

Penggemar bacaan dan tontonan

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Gara-gara Hantu Dikira Orang Gila

9 April 2021   22:17 Diperbarui: 20 April 2021   00:03 698
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sebenarnya saya agak bingung menaruh tulisan ini di mana. Fiksiana atau diary. Saya agak kurang sreg menaruhnya di fiksiana, soalnya ini pengalaman nyata. 

Tapi di diary pun sungkan. Masa diary isinya horor. Tapi akhirnya saya memilih yang terakhir. Kan katanya menulis harus berani out of the box.

Jadi seperti saya bilang, peristiwa ini benar-benar terjadi semasa kuliah dulu. Di satu kota kecil yang banyak kampusnya. Saat itu saya dan satu teman mau makan malam. Kebetulan warung langganan tutup, sehingga kami terpaksa mencari tempat lain.

Oiya, perlu saya sampaikan bahwa mata saya minus tiga. Sehingga semua jadi kelihatan kabur kalau tidak pakai kaca mata. Apalagi jika sudah malam. Saya masih bisa membedakan apa itu orang atau tiang listrik. 

Tapi angkat tangan kalau ditanya apakah dia Pevita Pearce atau Jared Letto. Kendati demikian, saya masih suka nekad ngelayap tanpa kacamata. Maklum, waktu itu Afghan belum terkenal. Jadi belum paham kalau keren dan kaca mata itu bisa seiring-sejalan.

Sore itu pun demikian. Kaca mata saya biarkan terkunci di kosan. Tak masalah. Toh enak-tidaknya hidangan warung tidak tergantung ketajaman mata. Justru kalau tidak tahu yang bulat-item itu semut dan bukannya potongan bawang goreng, nafsu makan bakal tetap aman. 

Orang bijak bilang, tidak ada masalah kalau kita tidak melihatnya sebagai masalah. Atau dalam kasus saya, tidak ada masalah kalau kita tidak melihatnya dengan jelas. Hehehe.

Percaya atau tidak, itulah yang saya alami kemudian. Bukan, bukan menelan semut. Tapi gagal melihat masalah. Itu gara-gara kita iseng lewat sebuah gang kecil. Persis sebelah kampus swasta ternama. 

Kita memang belum pernah lewat situ. Baru tahu belakangan kalau ternyata memang spooky. Meski sempit dan sepi, lampu-lampunya terang. Sama-sekali tak ada tanda-tanda yang menyeramkan.

GEDEBUK!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun