Mohon tunggu...
Nugraha Wasistha
Nugraha Wasistha Mohon Tunggu... Penulis - Penulis lepas

Penggemar bacaan dan tontonan

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Surat dari Astronaut

10 Januari 2021   21:27 Diperbarui: 9 Maret 2021   19:24 310
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sayang, kuharap kamu baik-baik saja. Semoga bumi juga masih seperti bola. Meski aku sekarang di planet Saturnus. Rinduku padamu selalu mulus.

Terima-kasih atas doa-doamu. Yang selalu menguatkan aku. Jangan pernah berhenti. Selalu kunanti setiap hari.

Sayang, itu bukan gombalan. Kondisi Saturnus memang memilukan. Jauh dari yang dibilang perusahaan. Entah sampai kapan aku bertahan.

Katanya teraforming sudah selesai. Hawa dibilangnya sepoi-sepoi. Ternyata pengap seperti kentut. Jadi harus terus pakai baju astronaut.

Tapi karena sering dipakai, baju astronaut kena gangguan. Enam temanku hidupnya usai, baju mereka mengalami kebocoran.

Dan tidak cuma bocor. Regulator oksigen pun sering error. Kadar NO3 jadi kebablasan. Bikin pemakainya ketawa cengengesan.

Ingat iklan lowongan kerja di antariksa? Ada adegan astronaut tertawa bersama. Itu bukan karena mereka bahagia. Tapi karena rusak regulator oksigennya!

Parahnya kami tetap cengengesan. Walau baju antariksa sudah dilepaskan. Dokter sampai memeriksa ulang. Ternyata kerusakan syaraf jangka panjang!

Belum lagi bicara soal modul habitat. Kamp konsentrasi mungkin lebih hebat. Antariksawan disuruh berjejalan. Buat tidur saja susah bukan kepalang.

Unit daur-ulangnya juga menyedihkan. Semua makanan berbau kotoran. Persediaan air tak steril dari kuman. Kami sering muntah dan menggaruk badan.

Sayang, tentu bisa kau bayangkan. Apa yang terjadi di waktu malam. Kami berjejalan sambil menggaruk badan. Sesekali muntah dan cengengesan.

Memang ada upaya penanggulangan. Kami disuruh minum dementoxicophan. Menggaruk maupun muntah berkurang. Cengengesan mereda jadi cekikikan.

Sayangnya ada efek samping. Banyak astronaut jadi sinting. Merasa dirinya motivator jempolan. Lantas berceramah berjam-jam.

Waktu istirahat jadi makin tak karuan. Mereka ceramah sepanjang malam. Sambil terus-menerus cekikikan. Dan sesekali menggaruk badan.

Tapi jangan khawatir, Sayang. Aku masih waras sampai sekarang. Paling cuma sering bicara sama kamu. Walau kamu tak ada di sampingku.

Saturnus, 7 Juli 2077

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun