Mohon tunggu...
Nugroho Khoironi
Nugroho Khoironi Mohon Tunggu... Administrasi - Guru yang sekarang beralih profesi. Tugas barunya adalah mencatat berapa detik hidup dijalani.

Aku lupa dengan diriku sendiri.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Susahnya, Mereka Sudah Tidak Mau Percaya Lagi

21 Agustus 2017   15:34 Diperbarui: 22 Agustus 2017   02:12 662
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Hidup ini ibaratnya sebuah perjalanan panjang. Saya tidak percaya dengan promosi warung kopi yang bisa-bisanya bilang, "Urip iki mung kanggo mampir ngombe kopi!" Percaya diri sekali penjual kopi itu. Sekali lagi, hidup ini perjalanan panjang di mana kita sudah disuguhi dengan skenario yang rumit, mau tidak mau kita harus memerankan peranan pribadi yang kita bilang "sebaik-baiknya". Kapan terakhir kali kita bisa berbuat sebaik-baiknya? Saya pikir, apa saja yang kita lakukan tidak akan selalu ada pada batas maksimal yang berdampak kebahagiaan hidup. Secara pasti, silih berganti permasalahan yang kita akan terus hadapi sampai akhirnya nanti batas kehidupan yang disebut mati.

Cobalah kita menyinggung sedikit, sebagai contoh, keberhasilan Andika Surahman yang mampu membangun bisnis travel plus umroh. Siapa yang akan menyangka kalau dia akan berakhir di balik jeruji, dituduh menggelapkan uang jamaah umroh yang dihimpunnya sebanyak 761 milyar rupiah. Dia sudah menjalani skenario dengan bagus pada mulanya. Niatnya adalah membantu jamaah umroh yang cinta Allah dan ikhlas menyetor dana sebanyak 14 juta rupiah. Kedua belah pihak sama-sama berniat melakukan kebaikan. Perjalanan pikiran, sikap dan perbuatan Andika patut mendapatkan acungan jempol. Bisnisnya berhasil mendunia.

Para jamaah sebenarnya sangat terkesima pada mulanya. Mereka dengan ikhlas dan "bodohnya" berbondong-bondong mendaftarkan diri karena didorong niat suci dalam beribadah. Inilah panggilan tuhan. Dan, Andika mungkin saja pernah mereka anggap sebagai "malaikat" yang bertugas menolong dan melayani mereka yang niatnya benar-benar tulus untuk menjadi hamba Allah yang sholeh. Dalam skenario yang sama, "ibadah umroh 2017", mereka dari dua pihak yang berbeda ini sedang memainkan peranan masing-masing dengan usaha yang sebaik-baiknya. Dalam skenario tersebut kedua pihak gagal meraih kebahagian hidup yang masih di dunia.

Selalu ada faktor X yang membuat manusia belajar berhati-hati dalam menjalankan peranan hidupnya. Tidak ada manusia yang selalu berhasil dalam berusaha. Tidak ada juga, sebenarnya, manusia yang selalu mendapatkan nasib malang. Silih berganti peranan dalam posisi jatuh bangun selama menjalani kehidupan di dunia ini. Kita menyimak, setiap yang hidup akan mengalami mati. Padahal, mereka yang hidup sekarang ini pun asalnya tidak ada. "People come and go", dalam peribahasa Inggrisnya. Hanya kebaikan, dan mereka yang mau berbuat baik yang mungkin bisa melanjutkan kiprahnya menjalani kehidupan layak.

Perbuatan baik selalu tetap dianjurkan. Silahkan dibaca ulang surat Al-Ashr sekarang juga. Allah saja menyatakan ketetapan dengan satu sumpah yang sudah banyak didengar orang. Demi waktu Ashr. Semua orang akan mengalami kerugian dalam menjalani hidup ini. Semua orang. Tidak ada yang tidak rugi. Mereka yang berniat dan berbuat baik saja merugi, dan kalau dilihat kasus di atas sudah merugikan banyak orang. Apalagi kalau niatan yang dimiliki adalah niatan jahat. 

Jangan main hakim sendiri dan jangan hanya pasrah kepada tuhan. Ini hasil dari perbuatan manusia yang cenderung untuk berbuat jahat dan merugikan orang lain. Selama niatannya adalah memperturutkan hawa nafsu, akal sehat biasanya kalah dan disingkirkan. Logika dan hati nurani sudah tidak berlaku lagi. 

Apakah keadaan ini bisa dijadikan pertanda keimanan? Tidak. Kita juga tidak akan bisa mengelak kalau kejadian seperti ini sudah terjadi. Pihak-pihak yang terkait dalam pemerintahan menjadi ribut. Katanya ini adalah kesalahan dari kemenag, OJK dan kepolisian. Kesalahan ini sudah parah kalau sudah muncul di permukaan semacam ini. Good government itu sekarang jadi pertanyaan. Benang persoalan sudah demikian kusut. Korban, yaitu jamaah umroh hanya bisa menangisi nasibnya. 

Percayalah, hanya dengan keyakinan tentang perlunya good government dan selalu berbuat nyata menetapkan kebijakan-kebijakan yang baik saja kita bisa menghindari chaos di atas muka bumi seperti ini. Jangan dikatakan kepada jamaah umroh "bersabar" sekarang ini. Alasannya, kata sabar itu didahului dengan penentuan mana yang benar. Kebijakan pemerintah yang benar itu menjadi poin yang signifikan, dan bersabarlah pemerintah untuk menegakkan kebenaran. Hanya tindakan nyata yang diperlukan pada saat ini. Adakah niatan baik untuk memperbaiki?

Saya melihat banyak celah-celah pembusukan kebenaran di mana-mana. Banyak orang yang tidak lagi cerdas membuktikan kebenaran sesuai dengan tupoksi yang dimilkinya. Manusia itu ibaratnya "a time-based machine" yang tidak bisa apa saja yang sudah dirusaknya. Dia tidak lagi bisa menggantikan waktu kepada orang yang dirugikannya. 

Misalnya, akibat perbuatan yang merugikan orang lain itu sudah membudaya dan orang yang disakiti hanya akan mengeluh, mengumpat dan mengutuk perbuatannya, apakah dia akan mampu menggantikan waktu mereka sehingga bisa digunakan untuk berpikir positif dan meraih kebaikan dalam kata-kata, pikiran dan perasaan mereka? Apa pun yang dilakukan, kalau sudah merugikan orang lain, dia akan menanggung akibatnya. Setiap perbuatan itu kembali kepada siapa yang melakukan. Bukan hanya di akhirat, tetapi di dunia ini pun dia akan mendapatkan siksa. 

Tugas kemanusiaan adalah berbuat kebaikan. Kalau dia berbuat sebaliknya, dia bukan lagi manusia.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun