Mohon tunggu...
Nugroho Aricahyo
Nugroho Aricahyo Mohon Tunggu... wiraswasta -

Bekerja sebagai seorang Pengusaha dengan modal pas-pasan di bidang IT dan juga fokus di bidang kesehatan khususnya Herbal dan Terapi Al Hijamah. Hobi menulis, main komputer dan travelling. Lahir di Surabaya, anak ke 3 dari 3 bersaudara dan masih melajang.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Catatan Sebuah Pena

12 Juni 2012   22:49 Diperbarui: 25 Juni 2015   04:03 117
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Hmm, diantara sebuah titik dan garis yang ku lukiskan, ternyata bukan hanya merangkai menjadi sebuah sketsa maupun seuntai kata, atau sebaris kalimat bahkan lebih dari itu. Sebuah buku !!! . . . Ya, sebuah buku yang menceritakan secara runtun, detail dengan alur yang mengalir. Sebuah kisah romantisme yang penuh intrik dan air mata. Sebuah kisah tentang pengalaman hidup, yang penuh perjuangan dan keringat, tidak sedikit pula tentang kepedihan, kesedihan hingga suka cita meraih sebuah impian. Sebuah kisah perjuangan, titik darah penghabisan demi sesuatu yang diyakini kebenarannya. Sebuah kisah penuh inspirasi, keberubahan sikap menjadi jauh lebih religius dan santun. Sebuah kisah menggugah jiwa, menyadarkan umat untuk kembali ke Jalan yang Lurus, untuk kembali memeluk sebuah Iman yang Lurus, untuk kembali kepada ajaran yang benar.

Banyak hal yang terangkai dari diriku ini. Sebuah pena yang sederhana, yang mungkin harus dikocok-kocok terlebih dahulu agar tinta hitamku keluar. Yang mungkin terselip disaku kemeja, atau di kotak alat tulis bersama pensil dan bulpen. Atau dijadikan corat coret didinding yang putih oleh si kecil yang ingin tahu. Bahkan juga dikolong meja selama berhari-hari karena si empu lupa bahwa aku terjatuh.

Apa yang ku hasilkan hanyalah sebuah titik dan garis. Hanya sedikit sekali yang ku keluarkan. Akan tetapi, dengan sedikit itulah, manusia dapat mengetahui apa yang dia tidak ketahui sebelumnya. Sebuah ilmu yang membawa mereka pada kebaikan atau keburukan. Tidak semua tintaku menggoreskan sebuah hikmah, namun tidak semua tintaku hanya menggoreskan petaka. Semua bergantung kepada siapa yang menggerakkanku, apa yang dia inginkan, apa yang dia ingin karyakan, yang ingin dihasilkan. Tugasku hanyalah mengeluarkan tinta yang ada dalam diriku, hingga dia mengisiku kembali atau membuangku.

Namun satu hal yang selalu aku panjatkan. Semoga tinta yang keluar ini memberikan karya yang bermanfaat bagi manusia. Dan jika aku dihempaskan, aku tidak terbebani oleh apa yang aku keluarkan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun