Siapa yang tidak kenal Facebook dan WhatsApp?, Di era modern sekarang ini pasti semua  sudah kenal salah satu media sosial yang sudah diakses semua kalangan. Tapi kita harus selalu  sigap dalam pemanfaatan media sosial.
Pengaruh positif pemakaian media sosial sabagai sarana menyalurkan data, memperoleh data, memudahkan berbelanja ataupun menjual barang serta jasa, maupun tempat bersilaturahmi. Disamping itu akan muncul pengaruh negatif semacam penyebaran kabar hoax maupun ujaran kebencian.
Kenapa kalangan orang tua lebih banyak berstatus sebagai penyebar Hoax? Pertama, orang terlambat memahami serta menggunkan media sosial ketimbang dengan kalangan generasi muda.
Di kutip dari news.detik.com dalam program "Sosialisasi Literasi Cerdas Bermedia Sosial di Lampung, Jumat (3/11/2017)'' Septiaji Eko Nugroho Mengatakan, Tindakan sederhana yang bisa kita lakukan agar tidak ikutan menyebarkan hoax, Berikut tipsnya
Hati-hati dengan judul provokatif
Berita hoax seringkali menggunakan judul sensasional yang provokatif, misalnya dengan langsung menudingkan jari ke pihak tertentu. Isinya pun bisa diambil dari berita media resmi, hanya saja diubah-ubah agar menimbulkan persepsi sesuai yang dikehendaki sang pembuat hoax.
Cermati alamat situs
Untuk informasi yang diperoleh dari website atau mencantumkan link, cermatilah alamat URL situs dimaksud. Berita yang berasal dari situs media yang sudah terverifikasi Dewan Pers akan lebih mudah diminta pertanggungjawabannya.
Menurut catatan Dewan Pers, di Indonesia terdapat sekitar 43.000 situs di Indonesia yang mengklaim sebagai portal berita. Dari jumlah tersebut, yang sudah terverifikasi sebagai situs berita resmi tak sampai 300. Artinya terdapat setidaknya puluhan ribu situs yang berpotensi menyebarkan berita palsu di internet yang mesti diwaspadai.
Periksa fakta
Perhatikan dari mana berita berasal dan siapa sumbernya? Apakah dari institusi resmi seperti KPK atau Polri? Perhatikan keberimbangan sumber berita. Jika hanya ada satu sumber, pembaca tidak bisa mendapatkan gambaran yang utuh.
Hal lain yang perlu diamati adalah perbedaan antara berita yang dibuat berdasarkan fakta dan opini. Fakta adalah peristiwa yang terjadi dengan kesaksian dan bukti, sementara opini adalah pendapat dan kesan dari penulis berita, sehingga memiliki kecenderungan untuk bersifat subyektif.
Cek keaslian foto
Di era teknologi digital saat ini , bukan hanya konten berupa teks yang bisa dimanipulasi, melainkan juga konten lain berupa foto atau video. Ada kalanya pembuat berita palsu juga mengedit foto untuk memprovokasi pembaca.
Cara untuk mengecek keaslian foto bisa dengan memanfaatkan mesin pencari Google, yakni dengan melakukan drag-and-drop ke kolom pencarian Google Images. Hasil pencarian akan menyajikan gambar-gambar serupa yang terdapat di internet sehingga bisa dibandingkan.