Siapa yang tidak kenal Facebook dan WhatsApp?, Di era modern sekarang pasti sudah kenal salah satu media sosial yang sudah diakses semua kalangan. Tapi kita harus selalu  sigap dalam pemanfaatan media sosial.
Pengaruh positif pemakaian media sosial sabagai sarana menyalurkan data, memperoleh data, memudahkan berbelanja ataupun menjual barang serta jasa, maupun tempat bersilaturahmi. Disamping itu akan muncul pengaruh negatif semacam penyebaran kabar hoax maupun ujaran kebencian. Keseringan mengakses media sosial hendak membuat seorang lebih mementingkan diri sendiri hingga tidak peka terhadap lingkungannya.
Kenapa kalangan orang tua lebih banyak berstatus sebagai penyebar Hoax? Pertama, orang terlambat memahami serta menggunkan media sosial ketimbang dengan kalangan generasi muda. Kedua ialah permasalahan biologis yang pengaruhi kemampuan kognitif mereka menyusut bersamaan bertambahnya umur, sehingga lebih gampang tertipu kabar hoax.
Ketua Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (Mafindo) Septiaji Eko Nugroho menyebut orang-orang tua itu sebagai digital immigrant. Mereka berada dikisaran usia 40 tahun ke atas, bisa dikatagorikan sebagai generasi X, atau generasi yang lahir pada awal atau pertengahan 1960-an hingga awal 1980-an.
Orang-orang digital immigrant tumbuh ketika informasi masih dikomsumsi melalui media cetak, kata Septiaji. Sehingga masih melalui proses redaksional. Berdeda dengan generasi muda yang mampu mengatasi secara efektif terhadap keadaan-keadaan yang tengah terjadi dalam masyarakat lingkungannya dalam menangkal berita hoax.
Genenrasi muda lebih tanggap dalam mengonfirmasikan keaslian berita sebelum membaginya ke publik. Berbeda dengan orang tua mereka lebih  berpaku pada kecepatan.
Untuk itu kita  harus  mengingatkan orang tua kita sebulum membagikan berita, berikut panduannya.
Hati-hati dengan Judul yang bersifat Provokatif, Berita hoax seringkali memakai headline sensasional bersifat provokatif, yang menyinggung perasaan seseorang. Atau pun menggunkan kata-kata seperti Wow, Heboh, Viral dan lain-lain.
Cermati alamat situs, cermatilah alamat URL situs yang dimaksud. Berita yang berasal dari website media yang sudah terverifikasi Dewan Pers akan  lebih muda diminta pertanggungjawabannya.
Cek keaslian foto, cara untuk mengecek keaslian foto bisa kita dapat meggunkan search engine pada Google, yakini dengan melakukan drag and drop ke kolom pencarian Google Images. Hasil pencarian akan memberikan gambar-gambar serupa yang terdapat di internet sehingga bisa dibandingkan keasliannya.
Ikut serta grub diskusi anti-hoax, kita dapat memanfaatkan Facebook, didalamnya kita bisa bergabung di fanpage untuk berdiskusi, saling tuker pikiran. Seperti fanpage Hoax Buster, Forum Anti Fitnah, Fanpage Indonesia Hoaxes dan lain-lain.