Mohon tunggu...
Hayatun Nufus
Hayatun Nufus Mohon Tunggu... Mahasiswa - 21107030079

Mahasiswa Ilmu Komunikasi UIN Sunan Kalijaga 21107030079

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kasus Kematian Novi Widyasari Berdasarkan Perspektif Muted Grup Theory

11 Juni 2022   17:48 Diperbarui: 11 Juni 2022   17:48 1408
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

  • Contoh Kasus Dalam Teori kebungkaman (Muted Grup)
  • Seperti yang sudah dijelaskan bahwa teori kebungkaman berasumsi dasar atas sulitnya perempuan dalam mengekspreksikan diri di hadapan publik. Pada faktanya masyarakat memandang bahwa Perempuan selalu identik dengan makhluk yang lemah,tidak berdaya bahkan sering terjadi diskriminasi gender antara perempuan dan laki-laki. Kaum pria cenderung lebih dianggap dominan, lebih berkuasa dan memiliki kekuatan yang lebih besar daripda kaum Wanita. Di kalangan masyarakat kita.sudah banyak kasus yang dapat membuktikan hal tersebut. Kasus-kasus seperti KDRT ( Kekerasan Dalam Rumah Tangga) atau kasus-kasus pelecehan dimana perempuan yang selalu menjadi korbannya namun, masyarakat selalu mengucilkan korban dan cenderung menormalisasi Tindakan pelaku. Diskriminasi gender banyak ditemukan pada kehidupan sosial kita. Ketika terjadi pelecehan seksual misalnya, masyarakat akan menganggap bahwa korban adalah aib karena telah ternodai kemudian kaum Wanita sebagai korban yang seharusnya dirangkul dan didukung agar mendapatkan keadilan, justru malah dikucilkan. Masyarakat cenderung berpandangan bahwa hal tersebut merupakan salah korban.Dari sinilah terbukti bahwa masyarakat kita cenderung membatasi hak dan eksperesi Wanita. Oleh karena itu kaum Wanita sering takut dan tak berdaya hingga akhirnya kebanyakan Wanita lebih memilih bungkam dengan hal yang mereka alami, mereka depresi dan takut jika mereka berusaha mengungkap kejahatan si pelaku justru mereka akan di kucilkan oleh masyarakat karena dianggap aib, belum lagi jika mereka mendapat ancaman dan tekanan dari perilaku. Wanita seolah selalu menjadi kerban dan tidak dapat membela hak-hak mereka. Maka dari sinilah lahir teori kebungkaman (muted theory grup). Namun beberapa dampak dari kebungkaman ini, rusaknya masa depan korban yang memicu depresi hingga korban melakukan hal-hal yang berbahaya seperti bunuh diri. Contohnya adalah pada kasus Novi Widyasari, mahasiswi cantik yang bunuh diri dengan meminum racun sianida hingga tewas di samping makam sang ayah. Penulis akan menganalisis mengenai kronologi,penyebab,alasan dan dampak kasus ini menggunakan teori  muted theory grup.
  • Kronologi kasus

Novia Widyasari Rahayu merupakan Mahasiswi Pendidikan Bahasa Inggris Universitas Brawijaya yang ditemukan tewas bunuh diri minum racun sianida. Ia diduga melakukan bunuh diri karena dilatar belakangi oleh asmara.

Novia Widyasari diduga mengalami depresi berat karena pacar dan keluarga pacarnya tidak mau bertanggung jawab atas kehamilannya yang sudah beranjak 4 bulan.

  • Berdasarkan sumber yang mengaku dekat dengan Novia Widyasari dalam cuitannya di twitter @belawsz, 3 Desember 2021 dia terakhir kontak dengan Novia Widyasari tanggal 1 Oktober 2021 lalu.
  • Dia mengatakan bahwa Novi memang bunuh diri, tatapi bukan karena ayahnya yang meninggal melainkan karena Novi mengalami depresi.
  • Kronologi lebih lengkap diceritakan oleh sahabat Novi Widyasari lainnya sebut saja AN, dia menceritakan semua kronologinya.
  • Berawal dengan sebuah kejadian Novi Widyasari yang dibawa ke penginapan oleh R, pacar Novi Widyasari, di penginapan itu dia dipaksa minum obat tidur. Setelah minum obat, Novi merasa ngantuk dan tertidur, ternyata saat Novi tertidur itu, R memperkosa Novi.
  • Selang 4 bulan, Novi menyadari bahwa dirinya hamil. Ia kemudian langsung mencari R untuk mengabari hal tersebut. Namun, setelah mengetahui bahwa Novi hamil R justru membujuk Novi supaya menggugurkan kandungannya.
  • Novi jelas menolak, ia meminta pertanggung jawaban dari R dan karena R tidak memberikan kejelasan, Novi akhirnya melaporkan hal tersebut kepada orang tua R. Oleh orang tua R, Novi diajak makan bersama. Pada acara tersebut keluarga R mengatakan bahwa mereka akan bertanggung jawab terhadap Novi dan akan menemui orang tuanya.
  • Namun, dalam pertemuan orang tua Novi dan R di rumah Novi, keluarga R menolak untuk menikahkan Novi dengan R dalam waktu dekat. Mereka beralasan bahwa kakaknya R belum menikah dan R masih baru menjadi Polisi.
  • Pada saat itu keluarga Novi masih belum mengetahui perihal kehamilan Novi. Mereka merasa kaget dan tidak mengetahui maksud dari apa yang dibicarakan oleh orang tua R. Oleh karena itu, pada akhirnya keluarga R pulang tanpa adanya keputusan apapun mengenai kehamilan Novi.
  • Kemudian di hari setelahnya, Novi mendapatkan teror berupa suara ledakan seperti bom di rumahnya. Selain itu, lampu juga tiba-tiba mati dan hal ini hanya terjadi di rumah Novi saja karena rumah-rumah tetangganya tidak mengalaminya. Selama beberapa hari, keluarga Novi mengalami teror semacam itu.
  • Tak lama setelah mengalami terror, Novi dihubungi oleh R yang ingin mengajaknya jalan-jalan. Pada acara jalan-jalan tersebut ternyata R menyuruh Novi untuk meminum beberapa pil ketika berada di dalam mobil. Awalnya Novi menolak, tetapi karena R terus memaksa akhirnya Novi pun meminum pil tersebut.
  • Beberapa jam setelah meminum pil itu, Novi merasakan sakit pada perutnya. Ia kemudian berlari ke toilet untuk mengecek dan ternyata banyak darah yang keluar. Novi akhirnya menyadari bahwa pil yang telah ia minum merupakan pil aborsi.
  • Semua yang dialami oleh Novi sempat ia ceritakan kepada orang tuanya, tetapi oleh pamannya Novi dimaki-maki karena dianggap mempermalukan keluarga. Selain itu, setiap harinya Novi juga diancam untuk dibunuh karena mempermalukan keluarga. Sampai pada akhirnya Novi nekat membeli sianida dari toko online untuk mengakhiri hidup di dekat makam ayahnya.
  • Analisis kasus
  • Pada Contoh kasus ini, dapat disimpulkan bahwa ada 2 kelompok berdasarkan teori kebungkaman yaitu:
  • Kelompok Dominant (Kelompok yang memegag kekuasaan dan membungkam): Pacar Novia dan Keluarganya
  • Kelompok Undominant (Kelompok yang dibungkam dan dianggap tidak berdaya): Novia Widyasari
  • Berdasarkan kronologis kasus Novia Widyasari tersebut, dapat disimpulkan bahwa Novia sebagai korban pelecehan dari pacarnya harus menutupi seluruh penderitaan dan mengubur hak-haknya sebagai seorang wanita yang sedang hamil. Kasus ini termasuk kasus dari muted grup theory karena kasus ini membuktikan bahwa masih adanya dominan pemikiran dari laki-laki yang menganggap kehamilan diluar pernikahan adalah aib dan kehinaan bagi seorang wanita. Selain itu, kasus ini masih membuktikan bahwa asumsi "Women's Truth Into Men's Talk: The Problem Of Translation" masih benar adanya. Keluarga laki-laki yang memaksa novia untuk menggugurkan kandungannya karena takut akan menjadi aib keluarga mereka. Novia yang sebagai korban mau tdak mau harus menuruti keinginan mereka karena keluarga pelaku memiliki "kuasa". Ditambah lagi dengan paman novia yang menganggap novia sudah tidak suci dan menganggap kehamilan novia adalah aib. Sampai pada ia tidak bisa melawan kekuasaan tersebut walaupun menurutnya menggugurkan kandungan adalah kesalahan dan ia tetap ingin mempertahankan kehamilan itu. Namun sayang justru pelaku malah memberinya obat pil sehingga membuat ia kehilangan janinnya dan juga haknya sebagai seorang Ibu. Novia disini adalah kelompok yang terbungkam karena ia ingin sekali melaporkan pacarnya karena sudah menghamilinya, tetapi ia tidak bisa karena masyarakat masih "bias gender" bahwa dalam kasus pelecehan seksual ini adalah aib bagi seorang wanita. Terlihat jelas wanita masih menjadi subjek dalam teori kebungkaman.
  • Dalam kasus  Kematian Novia Widyasari makin membuka tabir tingginya kasus kekerasan terhadap perempuan di Indonesia. Hingga kini kasus kekerasan terhadap perempuan masih kerap dianggap bukan sebagai sebuah kejahatan. Penanganan kasus kekerasan terhadap perempuan di Indonesia masih sangat lemah dan hal itu ditambah kondisi layanan yang sangat terbatas mengingat kapasitas menghadapi lonjakan pelaporan kekerasan seksual yang semakin tinggi dengan jenis kasus yang semakin kompleks.
  • Dalam teori kebungkaman berasumsi dasar atas sulitnya perempuan dalam mengekspreksikan diri di hadapan publik. Pada faktanya masyarakat memandang bahwa Perempuan selalu identik dengan makhluk yang lemah,tidak berdaya bahkan sering terjadi ketimpangan antara perempuan dan laki-laki.
  • Pada kasus Novi Widyasari ini, ia mengalami hamil setelah diperkosa oleh mantan kekasihnya. Setelah ia menjadi korban, Novia ingin meminta pertanggugjawaban kepada mantan kekasih dan orang tua kekasihnya, namun mantan kekasihnya tidak mau memberi pertanggungjawaban, ia justru memaksa Novia untuk melakukan aborsi dan keluarga dari mantan kekasihnya menolak untuk memberi pertanggungjawaban. Novia juga mendapat tekanan dan ancaman dari keluarganya sendiri yang membuat ia depresi dan nekat mengakhiri hidupnya.
  • Hal ini sesuai dengan asumsi yang dikeluarkan oleh Kramarae (1981) yaitu "Karena laki-laki merupakan kelompok yang dominan di masyarakat, sistem persepsi mereka juga dominan. Dominasi ini menghalangi kebebasan ekspresi dari dunia model alternatif perempuan."
  • Perhatian terhadap perempuan sangatlah sedikit sedangkan dominasi persepsi tehadap laki laki sangatlah tinggi dalam masyarakat, seperti kasus Novia yang tidak diberi pertanggung jawaban dan seolah olah Novia yang disalahkan. Ketika terjadi kasus pelecehan seperti novia, masyarakat akan berpendangan bahwa korban adalah aib, sebagai korban seharusnya perempuan dirangkul dan didukung agar mendapatkan keadilan. Masyarakat cenderung berpandangan bahwa hal tersebut merupakan salah korban. Dari sinilah terbukti bahwa masyarakat kita cenderung membatasi hak dan kebebasan bereksperesi Wanita. Oleh karena itu kaum Wanita sering takut dan tak berdaya hingga akhirnya kebanyakan Wanita lebih memilih bungkam dengan hal yang mereka alami, mereka depresi dan takut jika mereka berusaha bersuara, mereka takut tidak dipercaya dan disalahkan, khawatir akan konsekuensi negatif yang didapat jika melapor, dan meragukan proses hukum.

  •  
    •  


      • Kesimpulan
      • Adanya Teori Kebungkaman bahwa masih banyak mitos dan patriarki yang membuat wanita sering menjadi kelompok 'bungkam' dalam kegiatan sehari-hari. Teori ini berdasar pada asumsi yang sajikan oleh kelompok-kelompok feminis yang menyatakan bahwa adanya batasan bahasa dan budaya yang membuat perempuan tidak mampu dan tidak seleluasa laki-laki untuk melakukan kegiatan yang mereka inginkan. Sering dianggap minoritas dan makhluk yang tidak berdaya sehingga tidak memiliki suatu otoriter akan dirinya maupun orang lain.
      • Dalam teori ini ternyata, banyak kasus penganiayan dan pelecehan yang terjadi pada perempuan. Untuk itu para kelompok feminis menekankan pada tegaknya dan pemberian hak-hak pada perempuan sehingga tidak menjadi objek subordinat pada teori ini sebagai kelompok yang bungkam.

      • Saran
      • Teori ini pada awalnya berdasarkan pada para perempuan yang tidak memiliki hak dan dianggap tidak berdaya dibanding laki-laki karena budaya. Kemudian teori ini menjelaskan bahwa perempauan sebagai objek yang subordinat dan subjek yang menjadi kelompok bungkam atau muted grup. Namun dengan ini, banyak orang-orang dari kelompok feminis yang menggunakan teori ini untuk tujuan politis bagi perempuan sebagai bentuk kritik dari teori ini.
      • Setiap teori memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing tetapi dalam penggunaanya teori ini cukup membantu mengungkap adanya kekerasan dan pelecehan yang terjadi pada perempuan yang merupakan "muted grup" yang tidak bisa leluasa menyampaikan pendapat mereka.
      • Perlu bagi kita untuk mengetahui penggunaan dan contoh kasus yang menggunakan teori ini agar menjadi lebih paham dan dapat mengambil ilmu dan pelajaran yang diperoleh.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun