Mohon tunggu...
Hayatun Nufus
Hayatun Nufus Mohon Tunggu... Mahasiswa - 21107030079

Mahasiswa Ilmu Komunikasi UIN Sunan Kalijaga 21107030079

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Intip Destinasi Nostalgia, Malioboro-nya Surabaya!

25 Mei 2022   20:45 Diperbarui: 26 Mei 2022   01:32 2193
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokpri
Dokpri
Surabaya , siapa sih yang nggak kenal dengan ibu kota jawa timur ini . kota yang dijuluki sebagai kota pahlawan ini memiliki berbagai ciri khas dan keunikannya tersendiri. Nama Surabaya sendiri berasal dari dua kata yakni "sura" dan "baya". "sura" yang berarti berani dan "baya" yang artinya bahaya.

Kota pahlawan ini akan menggelar berbagai festival untuk memperingati hari jadinya yang ke-729 yakni pada 31 Mei 2022, meski begitu rangkaian acaranya sudah di lakukan sejak awal bulan Mei kemarin.

Namun, kali ini kita tidak berfokus membahas event-event yang diadakan untuk memeriahkan HUT Surabaya yang ke 729 ini. Kali ini kita akan membahas salah satu wisata yang terbilang baru ditengah-tengah kepadatan ibu kota jawa timur ini.

Jika mall terbesar di Surabaya adalah Tunjungan plaza ,namun wisata yang satu ini tidak kalah menarik untuk dibahas loh kompasianers . Jalan Tunjungan yang dulunya hanya dikenal sebagai jalan biasa pada umumnya sekarang telah beralih fungsi menjadi destinasi wisata baru ditengah kota Surabaya.

Setelah kurang lebih 2 tahun pandemi melumpuhkan berbagai aktivitas kita , pemerintah kota Surabaya wali kota Eri Cahyadi meresmikan pembukaan Kawasan bersejarah itu sebagai destinasi wisata baru ini sekitar 6 bulan lalu yakni pada Minggu, 21 November 2021 tahun lalu. 

Dilansir dari kanal youtube jelajah jawa timur, wisata baru jalan Tunjungan Surabaya ini memadukan nostalgia sejarah jaman dulu dan dinamisnya gaya modern yang kekinian, dengan ragam suguhan seni dan kreativitas yang memberi julukan baru bagi jalan ini yaitu Tunjungan Romansa.

Sejak jaman belanda dulu, jalan tunjungan merupakan pusat keramaian di Surabaya. Pada kala itu,tempat ini menjadi pusat perdagangan,pusat perbelanjaan,dan hotel. Hingga tahun delapan puluh-an jalan tunjungan masih tetap menjadi destinasi favorit bagi warga lokal Surabaya sendiri maupun pengujung dari luar kota hingga terciptalah lagu "rek ayo rek mlaku-mlaku nang tunjungan" yang terkenal sebagai lagu daerah.

Pada tahun Sembilan puluh-an dan dua ribu-an pamor jalan tunjungan mulai meredup. Deretan toko,pusat perbelanjaan dan hotel tidak lagi memiliki daya Tarik bagi masyarakat karena mulai banyak bermunculan destinasi yang serupa. Belum lagi kondisi fasilitas umum dan kondisi pedestrian kala itu yang kian tak terawat. Kala itu periode kejayaan jalan tunjungan seolah meredup dan tinggal menjadi kenangan.

Hingga kemudian muncullah masa kepimpinan ibu Risma yang kemudian merombak 180 derajat keadaan kota ini. Mulai dari taman-taman kota yang menjadi luar biasa cantik hingga meraih penghargaan tingkat dunia. Jalan -jalan dan pedestrian pun menjadi terata rapi dan semakin nyaman, termasuk jalan Tunjungan ini.

Namun, sayangnya masa jabatan ibu Risma sebagai walikota Surabaya pun usai dan untuk sejenak warga Surabaya berharap-harap cemas apakah pemimpin selanjutnya dapat melanjutkan prestasi beliau dalam merombak kota Surabaya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun