4. Kritik terhadap Birokrasi dan Korupsi
Meski tidak digambarkan secara eksplisit, beberapa esai dalam buku ini menyinggung frustrasi masyarakat terhadap lambannya birokrasi dan tingginya tingkat korupsi di Indonesia. Hal ini terlihat dari penuturan penulis tentang kesulitan yang dialami masyarakat kecil dalam mengakses layanan publik yang seharusnya menjadi hak mereka. Kritik terhadap ketidakadilan birokrasi dan korupsi muncul dalam refleksi penulis tentang ketimpangan akses terhadap kesejahteraan dan layanan dasar.
5. Minimnya Perhatian terhadap Kebudayaan Lokal
Kritik lain yang tersirat dalam buku ini adalah bagaimana kebijakan politik seringkali mengabaikan pelestarian budaya lokal. Dalam beberapa esai, Aris Setyawan mencatat bahwa kebudayaan lokal sering kali dipinggirkan atau bahkan dihilangkan demi kepentingan politik dan ekonomi. Fenomena ini mencerminkan bagaimana pemerintah sering gagal melindungi kekayaan budaya Indonesia yang beragam dan justru lebih memilih untuk mengeksploitasi kekayaan tersebut demi kepentingan pariwisata atau komersialisasi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H