Mohon tunggu...
Nufi Asii Fairuziyyah
Nufi Asii Fairuziyyah Mohon Tunggu... Mahasiswa - .

Tiada lagi duniawi selain dunia sastra || https://fayruzeenufi.blogspot.com/?m=1

Selanjutnya

Tutup

Kkn

Upaya Mahasiswa dalam Membenahi Rusaknya Psikologi Moral di Indonesia

27 Juni 2024   22:28 Diperbarui: 27 Juni 2024   22:40 94
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber//pexels: gambar no copyright//masyarakat 

"Sebenarnya kebaikan dan kejahatan bawaan itu bisa dipelajari atau tidak?" Pertanyaan ini menguak kompleksitas di balik keputusan moral kita sehari-hari. Seperti yang dikatakan Albert Einstein, 'Moral adalah rasa keajaiban yang terdalam yang dapat kita rasakan' - pandangan ini memunculkan pertanyaan tentang akar psikologis dari keyakinan moral kita."Saya sendiri atau pengalaman orang terdekat pernah mengalami momen di mana saya harus membuat keputusan moral sulit, memunculkan pertanyaan yang dalam tentang apa yang mendasari pilihan diri sendiri" . Studi menunjukkan bahwa faktor psikologis seperti empati dan persepsi terhadap risiko dapat memengaruhi keputusan etis individu dalam situasi yang menghadapi konflik moral.

Sebelumnya, bisa kita kenalkan terlebih dulu, istilah psikologi moral. 

Psikolog moral adalah cabang ilmu psikologi yang mempelajari bagaimana individu mengembangkan, menggunakan, dan mempertahankan sistem nilai-nilai moral mereka. Fokus utamanya adalah pada proses mental, emosional, dan sosial yang mempengaruhi pemahaman individu tentang apa yang benar dan salah, bagaimana mereka membuat keputusan moral, serta bagaimana mereka merasakan dan merespons hal-hal yang berkaitan dengan moralitas.

Beberapa aspek utama dalam psikologi moral meliputi pertama ialah pembentukan nilai dan identitas. Bagaimana individu membangun sistem nilai-nilai moral mereka, yang dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti pengalaman keluarga, pendidikan, agama, dan budaya. Kemudian kedua ialah aspek proses pengambilan Keputusan: Bagaimana individu memproses informasi moral dan membuat keputusan etis dalam situasi yang kompleks atau konflik. Kemudian yang ketiga ialah proses emosi dan empati. Peran emosi, seperti rasa bersalah, belas kasihan, atau kepuasan moral, dalam pengalaman moral individu. Kemudian aspek perkembangan moral. Bagaimana moralitas berkembang seiring dengan usia, dari masa kanak-kanak hingga dewasa, dan bagaimana pengalaman sosial dan kognitif memengaruhi perkembangan ini. Dan terakhir ialah aspek respons terhadap konflik moral. Yakni terkait bagaimana individu menanggapi atau memecahkan konflik moral, serta bagaimana mereka merasakan dilema moral.

Sehingga rusaknya psikologi moral di sekitar kita dapat dilihat dari beberapa ciri atau indikator. Beberapa diantaranya ialah korupsi dan kecurangan: Tingginya tingkat korupsi atau kecurangan dalam berbagai tingkatan masyarakat, baik itu dalam pemerintahan, bisnis, atau institusi lainnya, menunjukkan rendahnya integritas moral dan kepatuhan terhadap nilai-nilai etika. Kemudian ciri-ciri kedua ialah adanya ketidakadilan Sosial. Adanya kesenjangan sosial yang besar, diskriminasi rasial, gender, atau ekonomi yang tidak adil menandakan kelemahan dalam nilai-nilai keadilan sosial dan empati terhadap yang menderita. Kemudian ditemukannya perilaku anti-sosial dan indivualisme yang berlebihan. Meningkatnya perilaku anti-sosial seperti kekerasan, penipuan, atau pencurian dapat mengindikasikan kurangnya kontrol diri dan pemahaman akan dampak negatif dari tindakan-tindakan tersebut. Budaya yang sangat individualistik tanpa perhatian yang memadai terhadap kepentingan kolektif atau kebutuhan sosial umum dapat mengancam solidaritas sosial dan nilai-nilai kewarganegaraan. Kurangnya kesadaran akan keberlanjutan lingkungan hidup dan perilaku yang merusak lingkungan menunjukkan rendahnya tanggung jawab sosial dan kepedulian moral terhadap generasi mendatang.

Dan ciri yang paling berpengaruh ialah adanya sikap pencitraan dan kebohongan publik. Praktik-praktik yang melibatkan pencitraan yang tidak jujur atau penipuan dalam media sosial atau politik dapat merusak kepercayaan publik dan integritas moral secara keseluruhan. Jika ada lembaga atau institusi yang mengalami krisis moral yang serius, seperti skandal keuangan atau penyalahgunaan kekuasaan, ini bisa menjadi tanda rusaknya psikologi moral di tingkat sistemik.

Ciri-ciri ini menunjukkan bahwa psikologi moral yang rusak dapat menyebabkan berbagai dampak negatif dalam kehidupan bermasyarakat, seperti kurangnya kepercayaan, ketidakadilan, dan ketidakstabilan sosial. Oleh karena itu, penting untuk mengenali dan mengatasi akar penyebab dari masalah-masalah ini untuk membangun kembali fondasi moral yang kuat dalam masyarakat.

Di negara Indonesia sendiri terdapat beberapa fenomena psikologi moral yang menarik untuk diamati, seperti etika hingga kriminal. Hal kriminal yang paling bisa diamati oleh sluruh kalangan pada sudut media ialah fenomena korupsi. Patut dijadikan studi kasus dalam psikologi moral di Indonesia. Bagaimana individu dapat membenarkan tindakan korupsi secara moral, mengingat budaya dan norma-norma sosial yang ada?

Dan fenomena lainnya ialah religiositas dan moralitas. Indonesia adalah negara dengan mayoritas penduduk yang religius. Bagaimana praktik keagamaan dan nilai-nilai moral yang terkait dengan agama mempengaruhi perilaku moral sehari-hari? Kemudian fenomena keadilan sosial. Tantangan dalam mencapai keadilan sosial sering kali menguji batas-batas moral individu. Bagaimana psikologi solidaritas dan empati berperan dalam respons terhadap ketidakadilan sosial? Lalu hal yang mendetail pada fenomena isu lingkungan. Dalam konteks psikologi moral, bagaimana pandangan masyarakat terhadap isu-isu lingkungan seperti deforestasi, polusi, atau keberlanjutan? Bagaimana nilai-nilai etika dan tanggung jawab sosial dipertimbangkan dalam pengambilan keputusan terkait lingkungan? Dan pula fenomena sensitif lainnya seperti konflik agama dan toleransi. Bagaimana individu mengelola konflik antar-agama dan mempertahankan toleransi di tengah keragaman agama yang ada di Indonesia? Setiap fenomena ini dapat menjadi landasan yang kuat untuk menyelidiki dinamika psikologi moral di masyarakat Indonesia, menganalisis bagaimana faktor-faktor psikologis seperti nilai, norma sosial, emosi, dan identitas berkontribusi terhadap pilihan moral individu dan kolektif.

Mengimplementasikan psikologi moral di sekitar kita sangat penting karena hal ini berdampak langsung pada kualitas kehidupan individu dan masyarakat secara keseluruhan. Berikut adalah beberapa alasan mengapa ini penting. Pertama ialah karena dapat membangun kesejahteraan individu. Psikologi moral membantu individu mengembangkan kemampuan untuk membuat keputusan yang baik secara moral, yang pada gilirannya meningkatkan kesejahteraan emosional dan psikologis mereka. Kedua ialah karena dapat mengurangi Konflik dan Ketegangan. Dengan memahami dan mengimplementasikan nilai-nilai moral, masyarakat dapat mengurangi tingkat konflik antarindividu, kelompok, atau komunitas. Ini mempromosikan harmoni sosial dan stabilitas. Dan pula dapat membangun kepercayaan dan integritas. Implementasi psikologi moral membantu membangun kepercayaan di antara individu dan institusi. Integritas pribadi dan profesional menjadi dasar bagi hubungan yang sehat dan produktif. Kemudian dengan mengimplementasikan psikologi moral di sekitar kita pula diharapkan dapat senantiasa membentuk kepemimpinan yang bertanggung jawab. Kepemimpinan yang didasarkan pada nilai-nilai moral mendorong pengambilan keputusan yang transparan dan adil, yang menguntungkan seluruh masyarakat. Serta diharapkan dapat mendorong perkembangan komunitas yang berkelanjutan. Memperkuat psikologi moral dalam komunitas membantu dalam membangun budaya saling peduli, solidaritas, dan tanggung jawab sosial terhadap lingkungan dan keberlanjutan. Dengan demikian, mengimplementasikan psikologi moral di sekitar kita bukan hanya tentang menciptakan individu yang lebih baik secara moral, tetapi juga membangun masyarakat yang lebih berdaya, harmonis, dan berkeadilan. Itulah sebabnya penting untuk memberikan perhatian dan upaya dalam memperkuat psikologi moral dalam kehidupan sehari-hari.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kkn Selengkapnya
Lihat Kkn Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun