Hidup adalah perjalanan yang penuh liku. Setiap langkah yang kita tempuh, pasti ada rintangan yang menghadang. Allah SWT menciptakan ujian sebagai bagian dari kehidupan manusia agar kita belajar dan mendekat kepada-Nya. Terkadang kita harus berhadapan dengan kegagalan, kehilangan atau luka yang begitu dalam. Namun, di setiap ujian yang tuhan berikan selalu ada hikmah dan rencana indah yang sudah tuhan siapkan. Untuk dapat mencapai itu, diperlukan dua hal yang menjadi kunci ketenangan hati: sabar dan ikhlas.
Bayangkan seseorang yang sedang berjalan di tengah padang pasir. Matahari yang terik membakar kulit, pasir yang panas menggigit kaki dan angin kering yang menghantam wajah. Namun, ia tetap melangkah dengan sabar, meyakini bahwa di ujung perjalanan ini akan ada sebuah oasis yang memuaskan dahaganya. Itulah perumpamaan orang yang sabar.
Sabar adalah kemampuan untuk terus bertahan dalam kesulitan dengan keyakinan bahwa Allah akan memberikan jalan keluar yang terbaik. Dalam sebuah hadis Rasulullah Saw bersabda:
Ketahuilah, sesungguhnya pada kesabaran terhadap apa yang engkau benci mempunyai kebaikan yang sangat banyak. Dan sesungguhnya pertolongan itu bersama dengan kesabaran, kelapangan bersama kesusahan, dan bersama kesulitan itu ada kemudahan". (HR. Ahmad 5/19. No. 2803).
Namun, sabar saja tidak cukup tanpa disertai dengan ikhlas. Ikhlas adalah kunci untuk menerima segala ketetapan Allah dengan lapang dada. Keikhlasan dalam takdir bukan berarti menyerah, melainkan tanda kekuatan hati untuk meyakini bahwa setiap ujian dan ketetapan yang Allah berikan pasti memiliki tujuan yang baik. Seperti sebuah mozaik, takdir sering kali terlihat berantakan dari dekat, tetapi ketika dilihat dari kejauhan, kita akan menyadari bahwa semua kepingan itu membentuk gambar yang indah.
Allah tidak memberikan ujian diluar kesanggupan makhluknya dan Allah tidak memberikan ujian tanpa ada maksud di baliknya. Hikmah dari sebuah takdir mungkin tidak selalu terlihat segera, tetapi keikhlasan membuka mata hati untuk memahami bahwa Allah selalu memberikan yang terbaik bagi hamba-Nya. Sebab, sebagaimana firman-Nya:
"Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal itu baik bagimu, dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu, padahal itu buruk bagimu. Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui." (QS. Al-Baqarah: 216).
Pada akhirnya, sabar dan ikhlas adalah bekal yang paling berharga dalam menjalani kehidupan seperti pelita di tengah kegelapan. Ketika seseorang benar-benar ikhlas, ia tidak lagi terbelenggu oleh kekecewaan atau penyesalan. Ia mampu melihat dunia dengan perpektif yang lebih luas, menyadari bahwa apa yang terjadi bukanlah akhir dari segalanya. Selain itu, ikhlas juga mendatangkan keberkahan. Allah SWT berjanji bahwa siapa pun yang berserah diri kepada-Nya akan mendapatkan pertolongan. Sebagaimana firman-Nya:
"Dan barang siapa bertawakal kepada Allah, niscaya Dia akan mencukupkan (keperluannya)." (QS. At-Talaq: 3).
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI