Mohon tunggu...
Nuey A Setiawan
Nuey A Setiawan Mohon Tunggu... -

Mencoba berbagi untuk lebih baik.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Mengagumi Jokowi dengan Porsi Tidak Berlebihan

22 Desember 2015   04:26 Diperbarui: 22 Desember 2015   04:36 916
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

 

Hiruk pikuk euforia terpilihnya Jokowi menjadi Presiden RI cukup fenomenal. Saya sebut fenomenal karena untuk di Indonesia, baru Kali ini terjadi kemeriahan yang sangat di luar dugaan.
Sejak menjadi walikota Solo hingga Gubernur DKI saya harus akui Jokowi mampu mempu menebar pesona pada masyarakat, tebar pesona yang di lakukan Jokowi sangat cerdas, apabila Kita mengamati, jelas berbeda dengan apa yang di lakukan Tokoh lainya, saya mengatakan Jokowi mampu menempatkan diri agar media mengejarnya,' bukan Jokowi mengejar media." Di sinilah yang para Tokoh lainya belum menunjukan hal tersebut, inilah kunci sukses pribadi Jokowi.

Setelah terpilih menjadi Presiden pun banyak pihak yang menyangsikan Jokowi, tercatat Ada yang mengatakan Grand Design, ada yang mengatakan sudah di kondisikan, bahkan setelah pelantikan pun ada yang mengatakan tidak akan sampai setahun menjabat dan hanya menjadi boneka dari Megawati,namun kini sang waktu melihat perjalanan Jokowi, pencapaian setahun lebih Jokowi menurut pandangan saya cukup signifikan, dengan langkah menjadi Presiden RI tanpa dukungan penuh parlemen Jokowi masih bisa leading,' suka tidak suka Kita harus mengakui hal tersebut. ( parlemen terbagi adalah KIH Dan KMP. dan kita harus melihat itu.) rasa Hormat Jokowi terhadap megawati, suka tidak suka Jokowi harus menghormati Megawati, menghormati berbeda dengan menuruti. Untuk menghormati seseorang tidak harus Kita menuruti kemauanya. Lagi lagi waktu mengatakan Jokowi bukan Presiden Partai.

Untuk isu Nasional Freeport " papa minta Saham,' yang harus menggetarkan DPR-RI dan berakibat Setya Novanto mundur dari pucuk pimpinan DPR. Saya katakan secara logika dan analisa secara apapun jelas Jokowi jauh dari keterlibatan.' Pertama, apabila Jokowi terlibat sudah pasti isu tersebut tidak sampai ke DPR, tidak akan mungkin seorang Sudirman Said berani membuka untuk melaporkan kepada MKD. Kedua, apabila Jokowi terlibat, Apakah mungkin Setya Novanto mundur dari Kursi pimpinan DPR-RI. tentu Setya Novanto akan habis-habiskan berjuang tanpa sidang tertutup, dan sudah pasti petinggi KMP tidak tinggal Diam. Dalam Hal ini Jokowi pun membiarkan proses tersebut berjalan semestinya di DPR , ( tidak turut campur.) Jadi apabila Ada pihak-pihak yang mengaitkan Isi rekaman untuk membuat isu baru, jelas salah. Karena semua Tokoh di sebut dalam rekaman, ( Tokoh sentral KIH Dan KMP. )

Drama KIH dan KMP, itulah yang terjadi di DPR-RI, sebut saja Sidang MKD dan manuver-manuver personalnya, saya sebut hanya sebuah lelucon saja,' apalagi Fachri Hamzah dan Akbar Faisal, ini levelitasnya hanya sebatas panggung tersebut,' ( level tidak berarti dalam partainya.) toh hubungan mereka dalam hal kasus suap Gubernur Sumut terlihat Mesra. ( Gatot Pujo dan Patrice RC.) dan Kita pun sudah terbiasa melihat Fachri Hamzah berteriak,' lagi lagi saya harus mengatakan," teriakan Fachri tidak berarti," karena hanya sensasi yang di inginkan. Tapi saya yakin apabila Fachri berhenti berteriak Anda-anda semua lah yang akan terhenyak.'

Apakah setelah langkah-langkah Jokowi sebagai Presiden sudah sesuai harapan, Apakah Kita harus terbuai dan mengagumi yang melebihi porsi,? tidak, ' kagumilah Jokowi dengan porsi yang tepat, berikan kritik terhadap kinerja para mentrinya, karena pastilah tidak semua Mentri menjalankan apa yang di inginkan Jokowi, kritiklah kementrian BUMN agar lebih baik, kritiklah Kemenkumham, dan kementrian yang patut mendapatkan kritik, yang paling penting adalah kritik pada DPR-RI sebagai Wakil Rakyat. Wakil Rakyat adalah wakil Kita semua,' inilah kumpulan manusia yang seharusnya terhormat,' bukan menggunakan Undang-undang apabila untuk kepentinganya,' dan meninggalkan Undang-undang tersebut apabila dapat menyerang Dirinya , ( baca DPR.)

Kritisilah DPR-RI dan Pemerintahan dengan menggunakan data yang baik dan Undang-undang yang tersedia.dan Anda akan mengalahkan benih-benih Korupsi di Indonesia. Sebaliknya pujilah dengan data yang baik juga untuk mendapat apresiasi yang elegan.

Saya pribadi juga orang yang mengagumi Jokowi,' tapi tentu tidak Serta Merta harus memuji terus menerus,' saya harus mengagumi Jokowi sesuai porsi yang baik,' agar tetap bisa memberikan kritik dengan baik juga,' Jokowi sendiri pun bukan type orang yang senang dengan pujian yang berlebihan.

Salam Hangat.

 

 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun