Mohon tunggu...
Nuel Sembiring
Nuel Sembiring Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Seorang Mahasiswa Jurusan S1 Psikologi di UPI YAI. Jakarta Pusat

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Modus Baru Penipuan Lewat Facebook

9 Januari 2012   18:08 Diperbarui: 25 Juni 2015   21:07 1138
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Tadi malam, saya di telfon oleh salah satu teman yang ada diluar kota. Tempatnya di Palangkaraya (Kalimantan). Dia menanyakan pada saya, "Kam tau tidak dimana kampung KEMPAWA?" lalu saya jawab : ya saya tau, emang ada apa dengan kampung KEMPAWA? (kempawa adalah salah satu desa di kabupaten Dairi yang dominan di diami oleh suku karo, Sumut) lalu berceritalah teman saya ini, ternyata ada seorang anak laki-laki yang jadi korban penipuan lewat jejaring sosial "facebook".

Bagaimana ceritanya kok kam bisa tau? Tanya saya pada teman yang di Palangkaraya tadi. Begini ceritanya, Ada seorang anak laki-laki dengan umur berkisar 23 Thn, dengan nama ****** Sembiring dan tinggal di kampung KEMPAWA (Sumut). Sudah menjalin hubungan kasih dengan seorang gadis bernama ***** br Sitepu yang mengatakan tinggal di Palangkaraya (Kalimantan). Dan perkenalan mereka diawali dari situs jejaring sosial "facebook"

Sekitar 4 bulan lamanya mereka sudah menjalin hubungan jarak jauh. Si Sembiring yang keseharianya pergi keladang/bertani dan penggembala sapi begitu tulus mencintai br Sitepu yang sedang kuliah. Dan ternyata si br Sitepu juga sudah sering berkomunikasi dengan orang tua si Sembiring lewat telfon. Selain itu juga Sembiring sering mengirimkan uang kepada br Sitepu lewat Pos (cinta mengalahkan akal pikiran). Pada tanggal 5 Januari 2012 si Sembiring berbicara lewat telfon dengan si Sitepu, mereka sudah sepakat menjalani hubungan mereka ke jenjang yang lebih jauh, yaitu Pernikahan.

Si br Sitepu berkata "kalau memang kam serius dan mau menikah denganku, mari jemput aku ke Palangkaraya biar sama-sama kita pulang dan menikah" itulah perkataan br Sitepu. Malam hari di tanggal 5 Januari 2012, si Sembiring menemui kedua orang tuanya dan mengutarakan niatnya untuk pergi ke Palangkaraya pada tanggal 7 Januari 2012 menemui dan menjemput kekasih hati si br Sitepu. Tapi orang tuanya melarang kepergianya, tapi si Sembiring tidak perduli. Dia tetap pada pendiriaanya.

Tanggal 6 Januari 2012, si Sembiring menjual beberapa ekor Sapi nya. Dengan maksud untuk membeli tiket pesawat pulang pergi dan biaya selama di jalan dan biaya lain-lain. Si Sembiring berpamitan dengan orang tua juga dengan teman-temannya di kampung. Banyak nasehat-nasehat dari teman-temanya si sembiring, salah satunya termasuk menyimpan uang di dalam kaus kaki yang dipakainya :) dan di dompetnya hanya uang pecahan 1000an yang disimpan.

Berangkatlah si Sembiring ke kota Medan. Sesampai kota Medan, dia langsung menuju ke bandara Polonia menggunakan jasa becak motor roda 3 yang ada di padang bulan, tidak ketinggalan juga oleh-oleh si Sembiring, ada nenas, manggis, pisang, apel dan jeruk yang dimasukkan ke dalam 2 kardus indomie, dan selendang khas suku karo (UIS GARA atau Beka buluh) yang dililitkan di bahu sampai lehernya. Sesampai di Bandara Polonia si Sembiring menelpon kekasihnya si br Sitepu, dengan maksud mengatakan bahwa si sembiring sudah di Bandara Polonia dan lagi membeli tiket pesawat dengan tujuan Palangkaraya. Dan si br Sitepu mengatakan kalau dia sudah ada dan menunggu kedatangan si Sembiring di Bandara Udara Tjilik Riwut, Palangkaraya.

Pesawat yang membawa si Sembiring dari kota Medan mulai lepas landas dan terbang menuju Bandara Soekarno Hatta, Jakarta. Di Jakarta dia melanjutkan penerbanganya dengan maskapai yang sama setelah para penumpang yang menuju Palangkaraya sudah masuk ke pesawat.

Di dalam perjalanan tiba-tiba terdengar suara dari speaker yang ada di dalam kabin penumpang "Sebentar lagi pesawat akan mendarat di Bandara Udara Tjilik Riwut Palangkaraya, silahkan kembali ke tempat duduk anda dan kenakan sabuk pengaman/pinggang anda terima kasih". Berdebar-debar jantung si Sembiring setelah mendengar suara di speaker itu. Akhirnya pesawat mendarat dengan selamat dan berhenti.

Dan turunlah semua penumpang dari dalam pesawat menggunakan tangga dorong pesawat yg sudah disediakan. Si Sembiring lalu menghidupkan handphone nya dan menelfon kekasihnya si br Sitepu. Tapi apa yang terjadi ?? Ternyata no telfon yang dituju sudah tidak aktif atau dalam posisi off/mati. Berulang kali dicoba untuk menelfon si br Sitepu, tetapi tetap saja tidak masuk-masuk juga. Dengan mencoba menenangkan diri si Sembiring mengambil tasnya dan 2 buah kardus oleh-olehnya di tempat ekskalator barang. Tidak lupa, dia semakin melebarkan UIS GARA yang dia selendangkan dibadanya tadi agar semakin terlihat si br Sitepu pikirnya. Dan berjalanlah dia menuju pintu keluar dari ruangan. Dan dicobanya lagi menelfon si br Sitepu sambil berjalan-jalan mengitari keramaian orang-orang di Bandara tersebut. Tapi tetap saja tidak ada jawaban. Menangislah si Sembiring, dia sudah panik. Tidak tau harus bagaimana lagi.

Dalam tangisannya yang tersedu-sedu di salah satu sudut di bandara Palangkaraya tersebut, ada salah seorang supir taksi menghampirinya dan bertanya. "Kenapa kamu menangis? Ada apa?" kemudian si Sembiring menjawab dengan menggunakan bahasa indonesia yang masih kental ke karo anya, "Ada orang karo disini bang? Bisa kam antarkan aku menemuinya? Aku sudah tersesat, Aku tidak ada kenal orang disini jawabnya sambil terus menangis dan sesekali mengusap air matanya dengan UIS GARA yg ada dibadannya.

Secara kebetulan atau tidak, ternyata supir taksi tersebut adalah langganan teman saya yang juga orang karo. Si supir taksi langsung menelpon teman saya tadi dan menceritakan tentang kejadian yang menimpa si Sembiring. Karena memang teman saya lagi sibuk dalam pekerjaanya, teman saya menyuruh agar si supir taksi membawa si Sembiring ke Kapolda Palangkaraya dan nanti bertemu disana kata teman saya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun