Mohon tunggu...
nudia mikhayla
nudia mikhayla Mohon Tunggu... swasta -

consultan Business di perusahaan telekomunikasi asing.dan menyukai karya sastra

Selanjutnya

Tutup

Politik

Sumber Waras Dan Suap Reklamasi Teluk Jakarta, Jangan Berharap Data Valid Darimanapun

21 April 2016   07:21 Diperbarui: 23 April 2016   16:41 2574
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 Membaca artikel Adhieyasa Adhieyasa tentang kalau nulis skandal sumber waras dan kasus reklamasi harus punya data valid 100% percuma ada KPK dan polisi, aku tambahkan, percuma juga ada kejaksaan, Adhie juga mengatakan karena mereka semua sumbernya dari comot sana comot sini, dan juga copy paste, saya katakan benar, jauh hari saya sudah menuliskan ini, semua penulis sumbernya dari mana sih, kalau bukan dari media. jadi aku setuju 1000% artikel Adhieyasa, jika kurang aku tambah 1.000.000%.

Pernah juga aku membaca tulisan kers yang membahas pentingnya mencomot sumber, tapi inilah dunia medsos yang bebas dengan propaganda apapun yang ingin engkau lakukan. pernah juga aku membaca dari kers yang selalu di akhir artikelnya dengan menambahkan "pendekar solo, aku sempat berkomentar di lapaknya, "sumbernya tidak valid" dan komentar itu terabaikan, karena pasti si pendekar solo itu tahu memang sumbernya tidak valid, bagaimana mungkin sumber menjadi valid jika hanya mencomot di tweeter? Fb masih bisa di jadikan "sedikit" rujukan jika Fb tersebut otentik dengan centang khusus, ibarat dalam K, terverifikasi biru. untuk tweeter sama sekali tidak bisa di jadikan sumber,(ketentuan dewan pers).

Sumber valid menurut dewan pers adalah media besar dengan status terdata dengan baik, secara cetak maupun secara online, contoh media tersebut adalah, detik, tempo, kompas, republika dan lainya. Di media besar ini juga sudah "terkuasai", oleh pihak-pihak tertentu, seperti saya sebut dalam artikel sebelum ini, demi hajat hidup orang banyak,(operational, employe dan logistik lainya).

[caption caption="Sumber : personal pic"][/caption]Memang menjadi sangat lucu ketika aku mendapati artikel yang hanya 5 paragraf saja bisa di baca dan di lihat hingga 100.000, pembaca, jawabnya ada di Artikelku sebelumnya. You Know lah, saya ingatkan melalui artikel ini juga, jangan ada kers yang mengatakan admin tidak pro ahok, atau saya Nudia Mikhayla akan menelanjangi anda hingga Anda tidak bercelana.

Mari menulis dengan hati dan penuh kewajaran, berdebat lah sesuai esensi artikel dan carilah sumber yang lebih baik. dan beropinilah menggunakan akal sehat, para haters ahok tidak akan pernah ikut menshare artikel yang non ahok, jika satu atau dua artikel bisa "lepas tershare" itu hanya sebuah garam yang harus di tambahkan dalam sayuran. karena menurut pandangan hater ahok hanya akan menguntungkan kompasiana, lalu mengapa artikel pro ahok laris manis. kembalilah kepada "urusan hajat hidup orang banyak".

Sumber waras dan suap reklamasi jangan berharap dari sumber manapun, KPK sendiri saja bingung dengan sumbernya, apakah kita tidak melihat KPK sedang kebingunga?.

Salam Adhieyasa... Lanjutkan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun