[caption caption="mychocolatecake.wordpress.com"][/caption]
Membayangkan ke pantai bersama keluarga dan kerabat lalu ada juknis bahwa pengunjung laki-laki dilarang kesebelah sana atau pengunjung wanita dilarang menembus batas sini, misal. Niatan menikmati dan bersantai ria dengan keluarga namun terhalang ‘tabir’ pemisah jenis kelamin. wahKacian dech..
Seperti diberitakan media lokal, Pemerintah daerah Nusa Tenggara Barat (NTB) berencana akan mengembangkan wisata pantai khusus dengan konsep halal beach. Ya, akan ada pembatas permanen di pantai untuk wisatawan laki-laki dan perempuan.
Konsep pantai halal, sebutan yang tengah naik daun, sebenarnya tidak hanya sekedar penyediaan hotel dan resto berlabel “halal” lagi syari’ah seperti yang pernah tergambar dalam artikel Muhammad Itsbatun Najih dalam wisata halal plus wisata religinya, namun sesungguhnya lebih pada ‘tata etika pergaulan’ di pantai yang benar-benar mencerminkan religiusitas, sepenuhnya. Jadi basis halal syari’ahnya gak tanggung-tanggung.
Pergaulan di wilayah pantai yang HALAL ? yap, saya kira ini yang jadi basis pertanyaannya dan mungkin semua sama mafhum bahwa pantai disamping menghadirkan eksotisme keindahan alamnya, pun menyuguhkan pula tontonan (gratis) yang bikin 'merinding bulu roma' – berpacu dalam alunan ombak lalu naik ke ubun-ubun dan entah apa yang akan terjadi selanjutnya.
Dalam hal itu, dua hal yang harus diperkuat yaitu Iman dan ‘Imron’. hehe
Namun juga jangan lupa pesan bang Napi bahwa kejahatan terjadi tidak hanya karena ada niat pelaku tapi juga karena ada kesempatan. Kejahatan tak mengenal tempat dan kondisi. Laik dicamkan dan diwaspadai !
Nah, konsep pantai yang berbasis halal plus syari’ahnya saja sudah akan purna diterapkan, tak urung memunculkan berbagai tanggapan dari netizen terutama ibu-ibu rumah tangga nih :
“yang saya bingung, kalau kita berwisata dengan suami, ayah, adik laki-laki bawa anak-anak dengan jenis kelamin laki-laki dan perempuan, jadinya pas nyampai di pantai kita pisah gitu ?? suami dan anak laki-laki saya disisi mana, saya dan anak perempuan saya di ujung mana..... gagal paham saya..bingung”.
[caption caption="ilustrasi: Dokpri"]
Hal yang lumrah dan beralasan bila ibu-ibu tak ingin dipisahkan dari anak laki-lakinya, suaminya dan kerabat-kerabat yang beda jenis kelamin. Lha wong niatnya mau kumpul-kumpul kok dipisah.. tapi jangan khawatir lah karena tidak semua pantai akan dijadikan destinasi wisata halalan toyyiban wapisahan ala kulli gender. hehe