Mohon tunggu...
Nuya
Nuya Mohon Tunggu... Lainnya - nu'aim khayyad

Madridista dan penghafal ayat kursi..

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Kubilang Sebab Dia Bilang

5 Januari 2016   12:26 Diperbarui: 5 Januari 2016   14:50 87
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Apa dia bilang

Bila tak siap jangan berperang

Tapi kau malah menabuh genderang

 

Apa dia bilang

Kau tak dengar kata orang

Malah kau menantang

“don’t put all your eggs in one basket”

Jangan letakkan semua telurmu dalam satu keranjang,

kau bilang… jangan bilang-bilang !!!

 

pada situasi gersang

sebenarnya kau ingin berteduh pada yang rindang

namun kau acuh sebab hati sedang berdendang

hingga kau mabuk kepayang

 

sudah lah bujaaang.. mungkin kita yang khilaf hanya berpuitisasi

sekedar terlihat garang

meski angan-angan enggak pernah sampai, sekarang

 

Apa pun dia bilang

jadilah bintang gemintang yang punya sifat penerang

lhah dalaaah.. lagi-lagi kau berdendang

serupa dalang

berteriak lantang dengan segudang teori menantang

pun hendak mengangkangi orang

ini politik, bujaaaang… bayangkan hidup seperti layang-layang

 

lucu, bila melihat sepak terjang menendang

padahal nyata hanya setendang

ndak lebih, ndak kurang, ndak sekarang !

maka jangan biarkan munafik bersarang

bila tak siap patah arang

 

Lagi dia bilang

cobalah kau contohi dulurmu meski berpolitik jarang, hidup ditanah seberang,

punya barang-barang nggak seberapa larang

tapi hidup tak pernah merasa kurang

 

biarlah.. idealisme dan gagasanmu kau bawa pulang

dan jangan pernah lagi kau toleh ke belakang

bila tak ingin semuanya hilang

kan sayang ???!!!

 

lagi-lagi dia bilang

ini bukan puisi bukan pula halusinasi… bujang !

sekedar rintihan hati yang sedang meriang

sebab situasi centang perenang

mungkin pula kurang sayang

 

Kubilang

sigaplah berwudhu lekas sembahyang

agar hati senantiasa riang

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun