Mohon tunggu...
Nua Ardante
Nua Ardante Mohon Tunggu... -

Boys will be boys....

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Rudi Rubiandini (Lagi)

16 Agustus 2013   19:44 Diperbarui: 24 Juni 2015   09:14 868
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Rudi Rubiandini Ria S, adalah nama lengkap mantan kepala SKK Migas yang minggu lalu ditangkap tangan KPK, yang beritanya menghiasi media massa di segala lini.

Terkejut dan kaget, itu tanggapan semua kalangan atas kejadian ini. Rudi Rubiandini yang dianggap "rising star" di industri migas dan dikenal bersih malah terjerembab di kubangan korupsi.

Kalangan yang paling terkejut adalah keluarga besar alumni teknik perminyakan ITB (TM ITB), yang menganggap mas Rudi - begitu dia kerap dipanggil di kampus ITB, adalah dosen / sahabat yang bersih dan dia merupakan dosen favorit di kalangan mahasiswa teknik perminyakan. Walaupun dosen yang satu ini dikenal "pelit" nilai, tetapi masih saja banyak para mahasiswa menjadikan dia sebagai pemimbing tugas akhir mereka. Sehingga tidaklah heran dikalangan internal para alumni TM ITB mereka berharap kejadian ini  hanyalah mimpi atau ilusi belaka. Pedih sekali hati mereka melihat kenyataan ini.

Nama Rudi Rubiandin Ria (RRR) mulai dikenal ketika dia diangkat menjadi kepala pengendalian lumpur Lapindo. Dengan tegas dan berani dia berseberangan dengan penguasa, dan menyatakan penyebab utama kejadian lumpur Lapindo adalah improper drilling practice, bukanlah akibat fenomena alam - gempa bumi. Integritasnya tentang masalah ini, memaksanya mundur dari jabatan tersebut. Yang pada akhirnya kita tahu, pemerintah memutuskan untuk menalangi dana musibah Lapindo ini, dikarenakan hal tersebut adala bencana alam.

Setelah meniti karir sebagai Sekretaris Pimpinan BPMIGAS, Deputi Pengendalian Operasi BPMIGAS, dan menjabat Wamen ESDM selama beberapa bulan menggantikan seniornya Widjajono Partowidagdo. RRR dipercaya memimpin SKK Migas (menggantikan BPMIGAS yang dilikuidasi oleh MK).

Sepak terjangnya cukup diakui oleh kalangan perminyakan. Keputusannya untuk menjadikan Operasi Pengeboran sebagai suatu unit/divisi sendiri adalah keputusan yang tepat. Operasi pengeboran adalah operasi yang banyak memakan biaya dan pada masa lalu tidaklah diawasi terlalu ketat, dengan adanya suatu divisi sendiri SKK Migas dapat memantau kegiatan operasi pengeboran lebih ketat dan detail sehingga masalah pengawasan cost recovery dari operasi pengeboran ini bisa diawasi lebih efektif.

Selain itu RRR juga merombak, bagian basah di SKK Migas yaitu bagian komersial yang banyak berurusan dengan para trader minyak, yang membeli minyak/kondensat babian negara. Kepala dinas yang diangkat, rata-rata adalah pemain baru, sehingga para trader ini kewalahan untuk membangun jaringan mereka yang baru (dan ironisnya RRR terjerembab oleh licinnya uang para trader minyak ini).

Selain itu RRR juga mengangkat kaum loyalisnya yang rata-rata adalah alumni TM ITB atau paling tidak alumni ITB. Banyak para alumni TM ITB yang tadinya tidak terpakai di rezim terdahulu atau didubeskan, dipanggil kembali untuk jabatan-jabatan yang strategis. Dan (mungkin) ini bisa menimbulkan ketidaksenangan para pegawai non ITB, karena TM ITB connection sangatlah kental dimasa "rezim"RRR ini.

RRR juga dianggap tidak nasionalis dalam masalah Blok Mahakam, dimana dia dianggap terlalu berpihak pada asing, Total. Walaupun secara teknis pendapat RRR ini ada benarnya, karena diperlukan dana yang tidak sedikit untuk mempertahankan produksi Blok Mahakam ini. Tetapi ada sisi lain yang mungkin tidak dipahami awam mengapa RRR lebih memihak Total. Sewaktu dia baru pulang dari Jerman, sebagai seorang doktor muda, dia mencoba untuk bertahan hidup dan Total lah yang pertama kali memberikan jalan untuk hal ini. Total mempercayakan kepada RRR untuk memberikan training kepada pegawainya, dan hal inilah yang merupakan tonggak awal RRR menjadi seorang trainer handal di dunia perminyakan Indonesia. Dan tidak bisa dipungkiri Rudi Rubiandini adalah pengajar terbaik yang pernah ada di Indonesia dala memberikan training ilmu perminyakan kepada semua kalangan.

Banyak kalangan tidak mengerti apa motif atau motivasi apa yang menyebabkan RRR memilih jalan pintas untuk mengumpulkan dana seperti ini. Entah apa yang ada dikepalanya sehingga dia mengorbankan semua yang pernah dibangunnya dari awal, demi uang yang tidak seberapa. Apakah begitu berambisinya dia untuk mengumpulkan uang sebanyak-banyaknya demi mempertahankan posisinya diperiode mendatang. Ada satu kelemahan RRR, sebagaimana kelemahan orang pintar lainnya, over confidence /terlalu percaya diri sehingga menganggap orang tidaklah lebih pintar dari dirinya dan ini malah membuatnya tertangkap bersama seorang pelatih golf...tragis.

Menarik untuk ditunggu penampilan RRR di pengadilan, menarik untuk dilihat bagaimana RRR menyampaikan pledoinya didepan pengadilan, atau menarik untuk dilihat perkembangan selanjutnya kasus ini apakah RRR akan bernyanyi atau menjadi martir yang namanya akan lenyap ditelan zaman.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun