Mohon tunggu...
Membaca Menulis
Membaca Menulis Mohon Tunggu... lainnya -

MEMBACA DAN MENULIS UNTUK HARI ESOK YANG LEBIH BAIK. Mengembangkan literasi dan proses kreatif menulis.(Nuansa Cendekia Bandung)

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Apresiasi Puisi dan Bulu Kuduk

2 Oktober 2011   23:06 Diperbarui: 26 Juni 2015   01:24 266
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Diskusi Sastra Bersama Acep Zam-zam Noor. Sabtu 1 Oktober 2011, di Kantor Nuansa Cendekia lantai atas. Dimulai jam 10:30 berakhir jam 14:00. Poin-Poin terpenting: 1. Karya Puisi dan Bulu Kuduk sangat bermanfaat bagi para penulis. Beberapa Apresiator seperti Soni F Maulana (Redaktur Budaya Pikiran Rakyat), Hermawan Aksan (Redaktur Tribun Jabar), Zeventina Oktaviani (Novelis, Bandung), Virgina Ekawati (peminat fiksi/penerjemah) mengapresiasi karya Acep sebagai sesuatu yang memiliki manfaat bagi pembaca. Esai-esai ilmiah yang ditulis secara sastrawi sangat enak dibaca dan membuka cakrawa pemikiran bidang sastra, sosial, politik dan kebudayaan. 2) Penerbit buku mengapresiasi karya Acep sebagai bagian dari penghargaan kreativitas di bidang sastra. Buku Puisi dan Bulu Kuduk diterbitkan bukan atas pengajuan dari sang penulis, melainkan karena permintaan redaksi Nuansa Cendekia agar Acep menerbitkan menyunting esai-esainya yang berserak menjadi satu kesatuan utuh. Mathori A Elwa yang menjadikan esai-esai tersebut menjadi "monumen" buku Acep. Mathori berpendapat, Acep termasuk orang yang rajin menyimpan data naskahnya sehingga bisa mudah mewujud menjadi sebuah buku. "Banyak penulis yang baik dalam menulis, tetapi tidak baik dalam dokumentasi. Acep termasuk penulis yang dokumentasinya bagus," ujar Mathori. 3). Agar lebih banyak khazanah sastra yang bermutu sebagaimana buku PUISI dan BULU KUDUK, redaktur Nuansa Cendekia memberikan kesempatan yang lebih kepada Acep Zamzam Noor untuk menulis lebih serius. Tahap kedua bukan lagi mengumpulkan naskah-naskah, melainkan secara khusus menulis. 4) Setelah buku PUISI DAN BULU KUDUK, Nuansa Cendekia pada bulan Oktober ini akan menerbitkan buku bagus berujudul PROSES KREATIF MENULIS CERPEN, karya Hermawan Aksan, seorang penulis produktif yang kini menjadi redaktur di Koran Tribun Jabar. Naskah Proses Kreatif Menulis Cerpen tersebut tergolong bagus, bahkan sangat memukau untuk para penulis pemula yang menggemari penulisan cerpen. Pada bidang Sastra, Nuansa Cendekia, melalui Penerbit Medium juga akan menerbitkan karya Fiksi Novelis Muda, dari Bandung, Vinna Kurniawati yang mampu menulis novel The Two Rings yang sangat menyegarkan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun