Mohon tunggu...
Membaca Menulis
Membaca Menulis Mohon Tunggu... lainnya -

MEMBACA DAN MENULIS UNTUK HARI ESOK YANG LEBIH BAIK. Mengembangkan literasi dan proses kreatif menulis.(Nuansa Cendekia Bandung)

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Mengintip Kreatif Menulis

12 Februari 2012   09:44 Diperbarui: 25 Juni 2015   19:45 419
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13290395921437139196

[caption id="attachment_160675" align="alignleft" width="240" caption="Buku genius menulis."][/caption] --Dari balik buku Genius Menulis

Memajukan proses kreatif menulis di kalangan kaum muda merupakan salahsatu tugas penerbit buku. Setelah menggulirkan buku Proses Kreatif Menulis Cerpen Karya Hermawan Aksan, Nuansa Cendekia kembali menerbitkan buku baru Genius Menulis: Penerang Batin Para Penulis, Karya Faiz Manshur.

Baik buku Proses Menulis Kreatif Menulis Cerpen maupun Genius Menulis, merupakan buku yang dipersiapkan secara khusus untuk memberikan pedoman yang lebih baik dan benar-benar bisa memasok langkah-langkah praktis para penulis agar semakin baik dalam kerja penulisan. Karena itu, redaksi tidak sekedar menerbitkan, melainkan juga secara khusus memproses naskah tersebut ditulis secara baik. Berulangkali revisi dan editing dilakukan. Itu semua dilakukan agar mencapai kualitas isi dan bahasa yang baik.

Pada buku Genius Menulis, beberapa penulis dan editor dilibatkan, termasuk melibatkan pembaca awam. Bahkan Penulis Kondang Remy Sylado sebelum memberikan kata pengantarnya ikut mengapresiasi secara khusus dan memberikan banyak masukan untuk penyempurnaan naskah.

Hasilnya cukup memuaskan karena dengan buku Genius Menulis itu sekarang di Indonesia ada sebuah buku yang mampu mengombinasikan banyak hal sehingga sangat baik dijadikan sebagai buku pedoman kerja penulis muda. Remy Sylado misalnya, menjelaskan, buku tersebut pas untuk calon penulis yang mendambakan hidup berpenghasilan dari matapencaharian sebagai penulis.

Ada beberapa isi yang penting yang mungkin perlu diintip dari isi buku ini:

Terserah apakah kita mau memandang pekerjaan “menulis itu gampang” atau “sulit”. Yang terpenting tidak menggampangkan dan kehidupan kita tidak disulitkan gara-gara menulis.

"Maka perlu ditegaskan di sini, evolusi dari perjalanan seorang penulis sesungguhnya lebih mengacu pada evolusi spiritual, yakni kemauan. Kata kemauan, bukan sekadar bermakna “ingin” atau “minat”, melainkan lebih ke arah yang lebih spiritualis dan mungkin tidak terucap dalam kata-kata bualan, “saya mau, saya minat, saya suka.”

“Menjadi penulis itu tidak perlu kecerdasan yang banyak, tetapi memang butuh keterampilan yang benar-benar cakap. Adapun untuk menjadi terampil itu perlu beberapa modal: 1) Cara pandang yang jauh (visi) 2) Kebiasaan berjalan fokus ke arah yang dituju, 3) Eksperimen.

Di Indonesia, penulis berpandangan kolot bisa saja melahirkan buku. Sebagian laku, tetapi hanya laku di kalangan internal kelompok mereka sendiri. Golongan penulis kolot yang hanya peduli pada pemikirannya sendiri sebenarnya termasuk egois….”

Bagaimana menjadi penulis berpenghasilan cukup atau bahkan bisa kaya?

Jawabnya, ada banyak cara. Tetapi yang lebih penting adalah melakukan satu cara secara sungguh-sungguh, konsisten, tahan banting dan mahir menulis banyak hal.

Tujuan menulis untuk menebarkan ilmu itu sangat baik. Yang tidak baik kalau kemudian harus dibentur-benturkan dengan uang. Seolah-olah dengan mengatakan aku tidak butuh uang, seorang penulis merasa dirinya lebih baik.

“Kita, para penulis tidak bisa egois dan berkeluh kesah dengan realitas tersebut mengingat semuanya telah menjadi rasionalitas perdagangan. Penerbit mendapatkan keuntungan dua kali lipat dari penulis, tetapi memiliki risiko rugi manakala bukunya tidak laku.”

“Saya berharap penulis bisa lebih rasional dan memahami arti pentingnya kerjasama dalam dunia industri perbukuan. Jadi, saya harap tidak ada lagi pernyataan, “para penulis ditindas oleh penerbit karena sistem bagi hasilnya tidak adil.”

"Menjadi penulis itu perlu “kegilaan” tersendiri sebab realitas hidup yang dihadapi penulis senyatanya keluar pakem dari kehidupan kebanyakan orang. Seorang penulis harus selalu siap memiliki pola pemikiran yang lebih unggul dari rata-rata masyarakat"

****

Selamat menyelami situasi kehidupan yang sesungguhnya dari para penulis. Sangat cocok untuk penulis di Indonesia karena mampu merekam potret kehidupan penulis, jenis naskah/buku, realitas penerbitan, realitas pasar buku dan lain sebagainya.[nurul]

Judul: Genius Menulis: Penerang Batin Para Penulis.Pengarang:Faiz Manshur/Pengantar: Remy Sylado/Editor: Miftahudin MA/Penerbit: Nuansa Cendekia, Bandung (Anggota IKAPI)/Desain Sampul: Laksmitha Ratu Indira/Tahun: Cetakan I Januari 2012/Tebal: 288 Hlm. ISBN: 978-602-839454-3/Harga: Rp 56.000

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun