Mohon tunggu...
Nuansa Biru
Nuansa Biru Mohon Tunggu... karyawan swasta -

senang jalan-jalan dan menikmati hal baru

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Persamaan Film Tenggelamnya Kapal Van Der Wijk dan Film The Notebook

14 Januari 2014   18:07 Diperbarui: 24 Juni 2015   02:50 721
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hiburan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Saat menonton film Tenggelamnya Kapal Van Der Wijk, komentar saya adalah film ini drama banget. Pikiran saya tiba-tiba melayang pada sebuah film yang berjudul The Notebook (2004) yang diperankan oleh Ryan Gosling dan Rachel Mc Adams. Karenan kedua film ini memiliki banyak persamaan.

1.Sama-sama diangkat dari Novel yang laris manis. Film TKVD dengan judul novel yang sama karangan Hamka, Film TNB dari novel judul yang sama pula karangan Nichole Spark.

2.Kedua film ini menceritakan tentang hubungan cinta yang tidak direstui orang tua dan keluarga. Di TKVW, hubungan cinta Zainudin tidak direstui oleh keluarga Hajati begitupun di film TNB hubungan cinta Noah Calhoun tidak direstui oleh kedua orang tua Allie Hamilton alasannya karena para laki-laki ini miskin.

3.Kedua laki-laki dalam film ini mengalamai sakit akibat patah hati.

4.Namun kedua laki-laki ini bangkit dari patah hatinya. Mereka berdua mengejar cita-citanya. Cita-citanya tentang cinta pupus, tapi tidak untuk cita-citanya yang lain. Noah punya cita-cita untuk membangun rumah kayu, sedangkan Zainudin diingatkan tentang bakatnya, yaitu menulis. Dengan semangatnya yang sebagian besar berasal dari patah hatinya mereka berhasil mencapai cita-citanya. Zainudin berhasil menjadi penulis fiksi yang cerita-ceritanya selalu ditunggu dan menjadi bestseller. Noah mampu membangun rumah tua yang usang menjadi rumah megah dan mendapat penawaran milyaran dolar untuk rumah yang telah dibangunnya tersebut.

5.Kedua laki-laki ini bertemu dengan cinta mereka kembali saat keduanya tengah mencapai kesuksesan. Namun bedanya Zainuddin bertemu dengan Hajati yang telah menikah, dan Noah yang bertemu denganAllie Yang baru bertunangan.

6.Di akhir kisah Noah dan Allie menikah, namun Zainudin dan Hajati tidak, meskipun suami Hajati telah menceraikannya dan meminta Zainudin menikahi Hajati.

7.Meskipun tidak sampai menikah, Zainudin berada di sisi Hajati sampai di akhir hayat Hajati yang meninggal karena tenggelamnya Kapal van Der Wijk. Mereka tetap dekat selamanya, karena Hajati dikubur di pekarangan rumah Zainudin. Begitupun dengan Noah terus berada di sisi Allie Sampai mereka tua bersama-sama, selamanya.

8.Overall, kedua film ini menceritakan tentang perjuangan cinta. Tentang bangkitnya seseorang dari patah hati. Mereka bisa membuktikan bahwa patah hati tidak membuat mereka hanyut dan semakin terpuruk namun mereka bisa bangkit kemudian dengan usahanya yang sungguh-sungguh mereka bisa sukses. Dan pada akhirnya jodoh nggak akan kemana kan.

Ibu selalu bercerita bahwa novel yang dibacanya saat masih muda adalah Tenggelamnya kapal Van Deer Wijk, karangan Buya Hamka. Betapa antusiasnya ketika novel tersebut difilmkan. Kami sekeluarga dan merupakan pertama kalinya kami menonton film di bioskop bareng demi ibu dan novel yang disukainya. Dan komentar ibu selesai menonton film itu,” Ceritanya banyak yang dipotong,” maksudnya tidak semua cerita di naskah novel tersebut di filmkan. Sebuah pernyataan yang selalu dilontarkan oleh para pecinta novel, saat novel kesukaannya di visualisasikan ke dalam sebuah film J.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun