Melihat kehidupan akademik, dimana dosen berjuang atas hak-hak, yang kasat mata saat ini adalah TUKIN, menjadi renungan yang sangat  dalam bahwa dosen, sejatinya masih tertatih tatih, dalam glamournya jabatan profesi public.  Mereka tidak bebas, seperti system educare. Sistem dimana filsuf,  mereka yang berfilsafat,pendidik, bertugas  terus mengolah asa dan rasa,  karena negeri menanggung, semua isi perutnya, sehingga inovasi berfikir untuk peradaban, bebas tak terganggu, bukan berada di arena yang dikondisikan  menjadi sosok  fragmatisme.
Sampai disana, saya tertarik  dengan pemikiran Eric Fromm, "Sejarah manusia adalah tempat peristirahatan bagi peradaban-peradaban besar yang runtuh karena gagal merespons tantangan dengan cara yang terencana, rasional, dan sukarela.
Dosen, harus diberikan tatangan, dan sosok yang menjadi tahan dengan harus gelombang peradaban, yang kian canggih, mengurusi Pendidikan generasi. mengapa? Pendidikan merupakan faktor utama untuk meraih kesuksesan dalam hidup, sementara para guru memberikan pengaruh yang abadi dalam perjalanan hidup para siswa mereka.  Jumlah manusia yang perlu dicerdaskan semakin meruwah, berbiak , beranak pinak, beban  ditanggung dosen atau guru, tentu tidak ringan.Dosen dituntut  cinta  kepada anak -anak negeri, namun mereka belum maksimal dicintai. Pertanyaan bisakah mereka yang tak dicintai memberikan cinta?
 Cinta berarti berkomitmen pada diri sendiri tanpa jaminan, memberi diri sendiri sepenuhnya dengan harapan bahwa cinta kita akan menghasilkan cinta pada orang yang dicintai. Cinta adalah tindakan iman, dan siapapun yang memiliki sedikit iman juga memiliki sedikit cinta. Cinta pada tugas tanpa mengharapkan lebih. Inilah pesan Eric Formm
Memang kepekaan instrument  negara haruslah melebihi, siapapun dalam negara, Le poste exige des responsabilits. Jabatan menuntut tanggung jawab. Semakin tinggi kedudukan seseorang, maka tanggung jawab yang lebih tinggi, sehingga diwajar dihargai lebih dari orang banyak.
Disana, lah dosen diminta mampu seperti dituturkan  dalam bahasa Inggris, Creativity requires the courage to let go of certainties, Kreativitas membutuhkan keberanian untuk melepaskan kepastian. Ini sebuah kata filsafat yang sangat dalam, entah kepastian tentang penghasilan, tentang penghargaan dan lain-lain. Kebijaksanaan sejatinya merupakan tujuan dari ambisi yang tulus, sumber dari segala kebajikan, dan kehormatan yang diperoleh melalui kerja keras, untuk kebaikan umat manusia, yang kemudian, saat dibagikan, dapat memberikan kepuasan terbesar.
 Pemerintah dan negara, hadir  atau  tidak hadir dalam ranah kehidupannya menjadi sangat tidak penting, karena dia sudah Bahagia diwilayah pemikiran.nya. Bisa hidup di wilayah awan. Tentu, Tugas utama manusia dalam hidup adalah melahirkan dirinya sendiri, menjadi apa yang berpotensi. Produk terpenting dari usahanya adalah kepribadiannya sendiri.
Walaupun demikian, perlu dibangun dosen adalah pengajar dan pendidik , bahwa Mengajar adalah pekerjaan yang sangat terhormat karena berperan dalam membentuk karakter dan masa depan seseorang. Jika orang mengenang saya sebagai seorang guru yang baik, itu akan menjadi kebanggaan terbesar bagi saya. Pesan  APJ Abdul Kalam, yang terus menginspirasi para dosen dan guru.
Diterminal itu Dosen /Guru, memang elemen berbeda, di satu budaya,  dia hadir bukan karena pamer material fisik, namun dia sosok yang kaya yang sejatii-jatinya, karena pemikirannya sebagai cahaya dalam kegelapan,  sebab bukan dia yang kaya, tapi dia yang memberi banyak. Moga bermanfaat***
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI