Tanggal 5 Oktober  2024, merupakan hari raya Kuningan, 10 hari setelah hari raya Galungan. Perhatian saya tertuju pada kesibukan para ibu-ibu  saat hari raya ini,  salah satu kesibukan ibu-ibu Hindu di Bali adalah membeli bunga-bunga. Untuk apa ? ya  untuk persiapan membuat banten. Banten bentuk persembahan yang diisi buah, kue, dan bunga yang dirangai dalam canang.  Salah satu bunga yang selalu dipersiapkan adalah bunga kamboja, atau disebut  di Bali sangat familiar sebagai bunga jepun.Â
Bunga ini selain digunakan banten untuk  canang sari, bunga kamboja itu digunakan juga untuk sembahnya(mebakti)  dan perhiasan di kepala atau dipasang di telinga (bunga kuping).Â
Agar tidak tergantung pada pedagang di pasar bunga jepun di tanam di halaman rumah. Di rumah saya paling tidak ada dua jenis kamboja, warna merah dan warana putih dan sarinya berwarna kuning. Selain memberikan penghijauan dan keindahan , juga  bunga Ini dibutuhkan untuk perhisan pada canang sari.  Saat hari raya Kuningan saat ini sangat dominan menggunakan bunga kamboja atau jepun sebagai cangan sari.
Bunga Jepun (Plumeria Alba) adalah tanaman hias yang memiliki warna cantik dan aroma yang harum. Bunga ini mudah ditemukan di Pulau Bali dan sering digunakan oleh umat Hindu sebagai sarana persembahyangan. Â Selain itu, Bunga Jepun juga memiliki manfaat kesehatan, salah satunya adalah meredakan sakit pinggang. Kulit batang atau babakan dari Bunga Jepun dapat digunakan untuk membuat ramuan tradisional yang dikenal sebagai boreh, param, atau parem. Boreh merupakan obat tradisional Bali yang terbuat dari berbagai bahan dan dapat diaplikasikan dengan cara dioleskan atau dibalur pada bagian tubuh yang ingin diobati.
Di bali ada  manuskrip yang dikenal dengan Lontar Usada Taru Premana, menyebutkan bahwa bunga jepun ini sangat bermanfaat untuk pengobatan, dinarasikan sebagai berikut : "Titiang taru jepun, daging anget, don ring engket taler anget, akah dumalada, titiang dados anggen tamba sakit bangkiang, ambil babakan tiange anggen wedak, ra, pamor bubuk, ulig raris urapang."
Bila diterjemahkan dalam dalam bahasa Indonesia artinya kurang lebih sebagai berikut
"Saya adalah pohon kamboja, tubuh saya hangat, daun dan getah saya juga hangat, akar saya sedang. Saya dapat digunakan sebagai obat untuk sakit pinggang, ambil kulit batang saya sebagai boreh, campurkan dengan pamor (kapur sirih), haluskan bubuknya, lalu oleskan." Dari penjelasan tersebut, untuk membuat boreh yang dapat meredakan nyeri dan pegal pada pinggang, hanya dibutuhkan dua bahan: kulit batang Pohon Kamboja dan bubuk pamor (kapur sirih). Proses pembuatannya pun cukup sederhana. Berikut adalah cara membuatnya:
Dalam artikel ini akan diulas tentang bunga jepun / kamboja  dari aspek farmatokologisnya dan fitokimianya
SELAYANG PANDANG BUNGA Â JEPUN