Di Negeri Impian, sudah terjadi perdebatan antara seorang relawan yang berjuang menelurkan kerikil-kerikil bersayap. Relawan ini melawan Pejabat Eselon X (sepulu). Relawan berjuang bekerja tertatih – tatih dengan anggaran gotong royong. Sedangkan pejabat itu mengatakan, “Anggaran Kita Ibarat Janda Bekemben”. Pikiran piciknya pun bertelur, apakah Tugas Pejabat itu hanya tanda tangan, rapat dan menghabiskan anggaran?
Selokah Negara Fiktif Bag 1
"Pernah dengar istilah anggaran bagi tumpuk di Sekolah?"
"Belum?"
Jelas dong ah. Karena istilah anggaran bagi tumpuk itu hanya ada di Lombok Timur. Pembaca dari Lombok Timur pasti paham soal istilah ini. Entahlah untuk istilah lain. Jenis anggaran ini sulit terdeteksi, walau oleh inspektorat sekalipun.
“Peduli banget sih soal itu?”
“Lebih baik Anda berbisnis!!!
“Cari makan biar kenyang dan cepat kaya!!!
Ya. Mungkin Kami ditakdirkan berbeda. Kami tetap melakukan itu, tapi tetap juga harus peduli soal tempat para generasi terdidik. Tempat Kami pernah terdidik. Sehingga kawan kami banyak yang menjadi pelacur. Pelacur pikiran dan keprawanan. Pemborong Tuak dan Rokok di sebuah kedai yang bertuliskan. “Dilarang Menjual Rokok untuk usia dibawah 18 Tahun”
“Apalagi?”
“Soal keberkahan harta untuk yang kami gugu dan kami tiru”