Nunun Nurbaeti bukan saja menjadi nama yang paling banyak disebut media kali ini. Ia juga menjadi prestasi sekaligus misteri baru persoalan korupsi di negeri ini. Negeri indah di Asia yang berjuluk jamrud khatulistiwa yang sekaligus banyak pihak memplesetkan negeri ini sebagai negeri surganya koruptor. Kasus-kasus besar korupsi di negeri ini seringkali tak mampu memenuhi ekspektasi publik dengan baik. Sejumlah kasus besar korupsi seperti kasus bank century, kasus wisma atlet dan termasuk pula kasus Nunun yang berkaitan dengancek pelawat ini seakan tertelan bumi.
Tertangkapnya Nunun dan dibawa pulangnya ia ke tanah air oleh KPK menjadi harapan baru dibukanya kasus cek pelawat ini sehingga terang benderang siapa saja sesungguhnya para pelakunya. Nunun ibarat “tukang pos” dalam kasus cek pelawat pemilihan Deputi Gubernur BI Miranda Goeltom ini. Menangkapnya, bahkan memenjarakan Nunun tak esensial dan tidak berdampak apa-apa jika berhenti di situ. Nunun tokh hanya “tukang pos”. Bila memang para penegak keadilan di negeri ini serius membuka kasus ini, telusuri juga donk siapa sebenarnya yang memiliki dananya dan apa motifnya dibalik pemberian tersebut. Jangan sekedar publik dibuat berharap dan memberikan apresiasi. Aneh saja bila ternyata kasus ini akhirnya juga berhenti dan selesai begitu saja seperti kasus lainnya selama ini.
Kini publik berharap besar ke KPK agar lebih serius mengambil peranan sebagai lembaga yang menjadi benteng penegakan korupsi di negeri ini. Makanya, begitu Ketua KPK baru Abraham Samad berjanji : “Akan pulang kampung ke Makassar apabila dalam tempo setahun menduduki kursi Ketua KPK tidak mampu berbuat apa-apa. Ia juga berjanji akan menuntaskan kasus-kasus yang tengah ditangani KPK”. Abraham juga berjanji tidak akan pandang bulu terhadap siapa pun yang tersangkut korupsi, termasuk keluarganya. Katanya : “Jangankan orang lain, saudara yang dekat yang saya cintai akan saya gantung. Saya bicara semua on the track”.
Semoga.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H