Mohon tunggu...
Novita S R
Novita S R Mohon Tunggu... -

Writing is like cooking. The more you practice, the better you are.

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Don’t Judge the Book from Its Cover, Think Outside the Box!

12 Maret 2012   15:49 Diperbarui: 25 Juni 2015   08:09 150
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Wah, judulnya serius banget ya, padahal saya cuma ingin mengajak Anda untuk menebak gambar kue di artikel ini. Kira-kira kue apa ya? Tapi sebelum di jawab, yuk kita baca cerita di bawah.

Beberapa tahun yang lampau, ibu-ibu PKK ( iya, Pendidikan Ketrampilan Keluarga, yang biasanya diketuai oleh istri Pak Lurah), ketika masih sangat berfungsi dan berperan di kelurahan, pernah mengadakan lomba memasak kue dari bahan singkong. Tentu saja banyak peminatnya, karena satu kelurahan kan terdiri dari beberapa lingkungan RT dan RW.

Tersebutlah, Keke dan ibunya, yang tertarik dengan lomba tersebut. Oh ya, lomba tersebut diadakan untuk memperingati Hari Kemerdekaan RI yang kesekian kali. Melihat antusiasme ibunya yang jarang mau ikut lomba-lomba sejenis, karena biasanya letaknya jauh dari rumah mereka, Keke pun ikut antusias. Mulailah mereka berfikir, kira-kira apa ya, makanan yang akan mereka kreasikan di lomba tersebut. Ibu Keke yang orangnya sangat sederhana, menyarankan untuk membuat getuk saja.

“Warna-warni, namanya Getuk Pelangi,” begitu kata Ibunya Keke.
“Itu sih sudah biasa Bu, pasti kebanyakan nanti cuma getuk juga, tapi warna-warni,” tolak Keke. “Pokoknya jangan yang
repot-repot, orang kita cuma meramaikan saja kok,” saran Ibunya Keke.

Kekepun mulai menjelajah setiap buku resep masakan yang rajin dikumpulkannya dari majalah (oppss, dulu belum ada internet loh), dia yakin kebanyakan peserta mungkin hanya menampilkan makanan yang itu lagi, itu lagi, ya getuk, kue kacamata, kue mata bagong, lapis singkong, mungkin yang agak keren, tumpeng singkong, cuma dikreasikan sedemikian rupa.

Keke ingin menciptakan sejenis kue yang unik, yang jarang dibuat, dan kue tersebut diharapkan akan meninggalkan kenangan bagi juri dan peserta lainnya.

Akhirnya Keke menemukan ide, masih dengan bahan utama singkong, maka dibuatnya kue tersebut, yang kata ibunya harus yang tidak merepotkan. Untuk penambahan nilai, juri juga akan menilai penampilan dan juga penataan makanan tersebut di meja, termasuk pemilihan piring, cangkir atau taplak meja dan juga bunga sebagai pemanis.

Ibu Keke hanya memiliki beberapa priring saji yang berwarna putih, agar semuanya serasi, maka peralatan yang lainnnya juga putih, kecuali sendok dan garpu dan juga bunga. Mulailah mereka menata meja, meletakkan cangkir-cangkir, sendok dan garpu kecil, piring kecil untuk mengincipi kue mereka, bunga dan tentu saja kue untuk kreasi lomba.

Kue itu kelihatan seperti kue pastel, tapi coklat gelap. Mereka menamakannya Kue Singkong Kemerdekaan. Dibandingkan dengan kue kreasi peserta yang lain, sungguh sangat tidak menarik. Kue yang lain, kelihatan berwarna warni, indah dan kelihatan enak. Ibunya Keke sedikit agak gentar, dan agak yakin kue mereka tidak akan memenangkan lomba. Berbeda dengan Keke yang kelihatan sangat tenang dan gembira saja, baginya yang penting sudah ikut memeriahkan lomba, bisa berkreasi, tidak juara tidak apa-apa.

Tibalah saat dimana juri mulai mendatangi peserta satu persatu dan mulai memberi komentar sedikit tentang makanan yang dilombakan. Ketika mendatangi meja Keke, sang juri yaitu Ibu Lurah dan seorang ibu ahli kuliner di propinsi tersebut, setelah selesai mencicipi kue tersebut hanya tersenyum saja tanpa memberikan komentar apapun.

Setelah beberapa lama berdiskusi, akhirnya pada saat itu juga diumumkan siapa yang berhak menjadi pemenang. Semua pemenang telah diumumkan kecuali pemenang pertama, maka tiba saat yang ditunggu-tunggu, siapakah pemenang pertama dari lomba tersebut. Anda bisa menebak? Ya, Keke dan ibunya adalah pemenang pada perlombaan memasak tingkat kelurahan pada tahun itu.

Kekepun mengucapkan syukur dalam hati, dipandanginya ibunya yang lagi tersenyum bangga sekaligus terkejut. Tak pelak lagi, salah seorang peserta penasaran, dan diapun bertanya kepada para juri, mengapa kue Keke dan ibunya bisa menjadi juara, padahal kelihatan kurang menarik.

“Ibu-Ibu tahu sebenarnya apa rasa kue tersebut?” tanya Ibu si Ahli Kuliner.

“Ah, itukan cuma kue pastel singkong , “ jawab salah seorang peserta.

“Bukan cuma sekedar pastel loh bu, pastel kan biasanya kulitnya dari tepung terigu, nah ibu ini menggantinya dengan singkong, dan pastel biasanya isinya adalah sayuran yang dipadu dengan bermacam-macam bahan, seperti mie, daging ayam, daging cincang dan telur, tetapi pastel ibu ini isinya lain, Ibu bisa tebak kira-kira apa?”jelas Ibu si Ahli Kuliner sambil melontarkan pertanyaan kembali.

“Iya sih, bukan sayuran, kelihatan seperti selai ya Bu?” tebak seorang ibu.

“Benar, isinya selai nenas, nah itulah yang menyebabkan kue ibu ini kami nobatkan sebagai pemenang pada hari ini. Kue ini tidak seperti yang kita sangka, hanya pastel biasa berbahan singkong, tapi kue ini bentuknya saja yang pastel tapi isi dan rasanya sungguh di luar perkiraan kita semua, itulah namanya berkreasi, berfikir untuk menciptakan sesuatu di luar kebiasaan yang ada,” jelas si Ahli Kuliner dengan tersenyum.

Kemudian Ibu Lurah juga menambahkan bahwa, peralatan berwarna putih memang sebuah standard dalam penyajian acara minum teh dan kudapan, jadi itu juga menambah penilaian masakan Keke dan ibunya.

Ternyata, tampil beda dengan tujuan yang baik itu sungguh luar biasa hasilnya, begitu juga sebaiknya kita sebagai manusia, tampil beda dengan tujuan menjadi manusia yang lebih baik dan terbaik, dan tampil beda dengan tujuan menjadi muslim terbaik yang lebih mukmin.

Eh, kok jadi kepanjangan yah, padahal saya tadi mau bertanya sama Anda, kira-kira gambar di artikel ini kue apa ya?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun