tentang kebijakan keluarga berencana. Sebenernya, ini bahasan salah satu kelompok kelas evaluasi kebijakan di kampus gue. Tapi, menarik aja menurut gue.
Ga merhatiin dengan jelas presentasi nya hehehe tapi kebijakan KB ini merupakan salah satu usaha pemerintah buat menekan laju penduduk yang gede banget itu. kebijakan ini entah keluar nya kapan, temen gue mengklaim sekitar tahun 1992, tapi sepertinya, sebelum tahun itu, kebijakan KB udah di galakkan.
Kebijakan ini bersifat anjuran. Pemerintah menganjurkan setiap keluarga maksimal mempunyai dua anak. agar pendidikan dan masa depan anak lebih terjamin dan baik. Karena jika terjadi ledakan penduduk, bisa di perkirakan, generasi masa depan bangsa ini bisa saja banyak yang makin terlantar dan terpuruk.
Namun, menurut saya, karena ini sebuah anjuran, jadi kurang rasanya jika di terapkan di indonesia. Karena, ada kepercayaan atau semboyan tertentu dari masyarakat desa di indonesia, yaitu.. Banyak anak, banyak rejeki.. Dan bertentangan dengan KB yang hanya menganjurkan dua anak saja cukup. Belum lagi, dalam UUD terdapat pasal yang menyebutkan hak-hak tiap warga negara dilindungi, hak untuk beragama, hak pendidikan, hak berkeluarga. Nah, rasanya KB kurang 'pakem' jika digunakan untuk menekan laju pertumbuhan penduduk.
Lagi, jika mencontoh cina yang berhasil menekan laju pertumbuhan penduduknya, dengan cara hanya memperbolehkan satu anak untuk satu keluarga dengan sanksi ekstrim, menghalalkan aborsi, atau mengusir warga negaranya bila telah memiliki anak lebih dari satu.
Hal ini ga bisa diterapkan di indonesia, karena indonesia menjunjung tinggi hak asasi dan merupakan negara yang beragama dan sudah barang tentu mengharamkan aborsi.
Jadi, hingga kini, terpikir oleh saya, apa kira kira jurus yang lebih jitu yang bisa dilakukan pe,erintah untuk menekan laju pertumbuhan penduduk di indonesia? Masih banyak masyarakat indonesia yang belum paham akan tujuan baik dari pemerintah ini..
Apa ada dari pembaca sekalian yang punya pendapat mengenai hal ini? :)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H