Mohon tunggu...
Niken Puspaningtyas
Niken Puspaningtyas Mohon Tunggu... -

a free thinker. a public administration student at diponegoro university. a middle kid. love to read and write. live in semarang since 1,5 years ago.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

ingat, lenteraku.

3 Juni 2011   12:08 Diperbarui: 26 Juni 2015   04:54 50
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Tepat tiga tahun lalu, aku kehilangan lentera. Aku kehilangan arah. Begitu kagetnya aku atas apa yang terjadi kala itu. Tak sedikitpun air mata yang keluar dari pelupuk mataku, saat mendengar kabar tersebut.

Bahkan ketika akhirnya dia tiba dirumah, aku tak menyambutnya sama sekali. Aku tak ingin melihatnya. Aku mengunci diri dikamarku. Aku terlalu takut menemuinya. Aku takut menghadapi banyak orang dirumahku.

Aku marah.
Tapi tak jelas pada siapa.
Aku bingung harus menyalahkan siapa.

Sampai pukul dua pagi dini hari, aku memberanikan diri menemuinya. Aku mendekati pembaringannya. Aku menciumnya. Aku merasakan keningnya dingin membeku, kelu. Tak lagi sehangat beberapa jam lalu.

Seketika tangisku pecah. Aku berteriak sejadi-jadinya, menyentak semua orang yang tengah melantunkan surat yaasin.

Namun dia, tetap diam, berbaring dengan tenang. Tidak menghiraukan aku yang menangis dan memanggil-manggil dirinya.

Malam ini, aku kembali menangis.
Mengingat banyak hal tentang lenteraku yang hilang.

*Jakarta, 10 Februari 2010

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun