Kamu suka mendengar cerita, tapi aku tidak bilang apa-apa.
***
Aku seperti buku yang kamu baca dari halaman dua puluh satu. Hanya ada rasa dan kata-kata tidak berguna. Anggap saja mereka pura-pura jadi cerita. Karena aku senang mengajakmu bercanda. Bukan, aku suka melihatmu tertawa.
Kamu tahu, aku ini cuma tipuan dari layar telepon genggam. Tempat berkumpul orang-orang yang mudah bosan. Di sini, perasaan dan kenyataan menjadi hal-hal yang sulit ditemukan. Banyak sekali melankolis amatiran menjadikan hujan dan embun pagi sebagai jati diri. Kamu tidak perlu terpana, atau malah ikut-ikutan. Kamu sudah manis, tanpa perlu mencoba dramatis.
Kelak, kamu akan mengerti bahwa aku tidak sendiri. Aku perempuan malang yang menggandeng luka di kedua tangan. Terburu-buru dikejar masa lalu seperti ombak yang bergulungan.
Sementara kamu sibuk dengan harapan palsu, aku masih suntuk menjadi hantu.
***
Cimahi, 11 Juli 2016
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H