Mohon tunggu...
Dahrun Usman
Dahrun Usman Mohon Tunggu... Essais, Cerpenis dan Kolomnis -

Manuisa sederhana yang punya niat, usaha dan kemauan.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Artikel Utama

Cerpen | Cerutu Sang Presiden

19 Juli 2017   14:34 Diperbarui: 19 Juli 2017   23:57 1219
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi. (theatlantic.com)

Kapal pesiar Frederick Gotardo menepi di pelabuhan Havana, di pintu masuk pelabuhan tertulis Well Come toCiudad de La Habana(Selamat datang di Havana). Terbayang dalam benak Frederick Gotardo, masuk ke dalam istana Sang Presiden dan berhadapan langsung dengan sosok perkasa bertubuh tinggi dengan jambang lebat dan tatapan mata seperti mata elang, kemudian jabatan tangannya kekar. Dan, satu lagi. Ya. Gesancerutu Sang Presiden yang akan mengalirkan libido kekuasaan melalui hisapan dahsyat menusuk ke dalam aliran nadi dan darah. Kemudian setelahnya, akan ditumpahkan semuanya ke dalam taman rahim Marlyn Gotardo isteri tercinta yang lahir dari keluarga petani tembakau di Pulau Acapulco, sebuah rute penjualan tembakau kelas wahid di Filipina. 

Terbayang dalam hayalan Frederick Gotardo kelak akan lahir buah hati dari rahim Marlyn Gotardo seorang anak laki-laki yang gagah perkasa, berwibawa, dan mengalir darah kepemimpinan seperti Sang Presiden. Bahkan Frederick Gotardo sudah ber-nazar,kalau kelak anak yang lahir dari isteri tercinta seorang laki-laki akan diberi nama Martines Ybor Castro Gotardo. Nama Martines Ybor diambil dari konglomerat yang mendirikan industri cerutu terkemuka di Karibia. Castro sudah pasti adalah sublimasi dari denyut nadi kekuasaan Sang Presiden yang diharapkan mengalir di darah anaknya. Sementara Gotardo adalah trah kebangsawanan yang diturunkan dari nenek moyangnya di Hawai.

Satu bulan di kota Havana. Ternyata tidak sia-sia apa yang dilakukan oleh paman Frederick. Berkat bantuan koleganya Galleon San Fador dia bisa bertemu langsung dengan Sang Presiden di sebuah acara pesta kenegaraan yang digelar di dalam kapal pesiar mewah yang sedang mendarat di pelabuhan Havana. Bahkan, secara tidak terduga paman Frederick memperoleh gesancerutu Sang Presiden yang di lempar ke tong sampah pada saat setelah acara jamuan pesta. Paman Frederick segera membungkus gesancerutu dengan tisu yang tersimpan di sakunya. Kemudian mengambil selembar tisu lagi, diambilnya pena dan menulis,"Cerutu Sang Presiden, untuk Marlyn Gotardo tersayang".

Paman Frederick sudah tidak sabar untuk segera kembali ke tempat peraduannya nan jauh di Acapulco, di mana Tante Marlyn Gotardo isteri tercinta ditinggalkan selama lima tahun. Tersenyum paman Frederick membayangkan Tante Marlyn menyambut kedatangannya di teras beranda rumahnya dan bersiap-siap menerima madu kasih dari suaminya. Kemudian akan lahir anak-anak yang mengisi hari-hari mereka di rumah idaman, dan tentunya gesancerutu Sang Presiden akan mengalirkan darah kepemimpinan yang hebat. Tentu sangat indah dan mesra kau menyambutku isteriku sayang! Aku akan segera mendarat di pelabuhan hatimu sayangku Marlyn Gotardo! Sabar sayangku! Itulah bayangan dan harapan paman Frederick Gotardo. Kapal kembali berlayar meninggalkan Havana dan menuju tempat asal mereka berangkat.

(4)

Kapal pesiar paman Frederick Gotardo telah masuk di South of Cina Sea. Sebentar lagi Pulau Acapulco akan terlihat dari kejauhan. Paman Frederick Gotardo keluar menuju geledak kapal, tidak sabar ingin melihat pulau di mana isterinya ditinggal selama ini. Sebuah perjalanan yang absurddan menembus absurditaskehidupan, pikir paman Frederick Gotardo. Betapa tidak, baru satu bulan menikah harus meninggalkan isteri tercinta selama lima tahun demi tuntutan karir dan kerja. Sambil tersenyum Frederick merogoh sakunya. Ya. Gesancerutu Sang Presiden ini akan segera menghujam ke dalam nadiku dan darah istriku. Guman Frederick.

Seminggu kemudian. Frederick Gotardo sampai di depan rumah idamannya. Frederick segera mengetuk pintu. Terdengar dari dalam rumah suara anak kecil. "Ayah! Ayah! Ada tamu di luar. Terdengar suara langkah kaki dan membuka pintu rumah. Marlyn!"panggil Frederick. Tetapi Frederick kaget. Ternyata yang membuka pintu bukan istrinya tetapi keponakannya sendiri Bramark Diaz dengan seorang anak kecil. "Paman Frederick!?,"Bram!,"keduanya berpelukan. Mana Tante Marlyn Bram?"tidak sabar Frederick. "Dimana Bram?,".

Frederick Gotardo tertunduk lemas dan tidak berdaya memandang foto Marlyn Gotardo yang tergantung di beranda rumahnya. Dia harus menerima kenyataan pahit. Isteri tercintanya meninggal dunia pada saat melahirkan anak laki-laki pertamanya hasil hubungan cerutu dengan keponakannya sendiri Bramarx Diaz. Diremasnya gesan cerutu dari Sang Presiden sampai hancur berkeping-keping seperti hatinya... Maafkan Saku Marlyn!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun