Tahun ajaran baru sekolah 2017-2018 telah tiba, berbagai persiapan untuk menyambut siswa baru dan lama ke sekolah sudah dipersiapkan oleh satun pendidikan. Kegiatan yang sering disebut dengan Back to Schoolini selalu menarik perhatian para siswa, terutama siswa baru.
Setelah liburan panjang idul fitri dan akhir semester, kegiatan Back to Schoolselalu dinanti-nanti oleh para siswa, sebab para guru di sekolah selalu membuat acara kejutan setiap tahun. Sementara bagi siswa-siswa baru dari jenjang Sekolah Dasar sampai dengan SMA mereka mengikuti kegiatan Masa Pengenalan Lingkungan dan Sekolah (MPLS).
Back to Schoolharus dimaknai secara akademis supaya tidak hanya bersifat seremonial semata pada awal masuk sekolah. Kegiatan ini harus diisi dengan resolusi sekolah dan siswa menyambut tahun ajaran 2017-2018, sehingga memuat makna motivasi, kompetisi dan prestasi. Resolusi menyambut tahuan ajaran 2018-2018 menjadi pelecut motivasi bagai civitas akademika dan para siswa.
Sedangkan motivasi menjadi menu pokok seorang pelajar dalam menempuh jenjang pendidikan. Tanpa motivasi, maka sekolah hanya sekeder mengisi kegiatan tanpa makna; berangkat sekolah dan pulang ke rumah. Motivasi itu seperti darah dan virus yang bisa ditularkan dari dan kepada orang lain. Sebagaimana psikolog Mc. Lelland menyebutnya dengan N-Ach(Need of Achievement) yaitu semangat untuk berprestasi.
Motivasi untuk berprestasi ini menurut Mc. Lelland seperti "virus" yang bisa ditularkan kepada semuaa orang dalam sebuah lingkungan; baik lingkungan sekolah maupun kerja. Setelah motivasi dibangun oleh keluarga, lingkungan dan sekolah, maka misi kedua dari Back to Schooladalah melahirkan iklim kompetisi pada diri siswa. Kompetisi untuk selalu menjadi yang terbaik dalam segala bidang di kelas, sekolah, dan masyarakat akan melahirkan generasi prestisius yang siap bersaing dalam dunia kerja---bahkan siap membuka lapangan kerja sendiri. Apalagi saat ini sudah diberlakukan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) di mana tenaga kerja dari 10 negara anggota ASEAN bebas bersaing di dalam negeri untuk mendapatkan pekerjaan.
Iklim kompetisi yang tinggi dan dijalankan secara fair playdengan semanagt kejujuran dan sportivitas akan memicu para siswa sekolah untuk berkreasi dan kreatif dalam menemukan model-model belajar. Kreatif dalam melakukan model belajar ini merangsang para siswa untuk melakukan inovasidan discoverydalam setiap menghadapi pembelajaran di sekolah. Belajar di era digital dan medsos saat ini harus kreatif, mandiri dan kompetitif, karena teknologi sudah sangat memudahkan para siswa. Jangan sampai teknologi yang menukangi medos justeru malah menjerumuskan para siswa sekolah karena asyik terjebak dengan main games online,mengkases situs-situs yang tidak baik, serta melakukan hal-hal yang bertentangan dengan aturan hukum dan norma.
Kalau Back to Schoolsudah berhasil membangun motivasi dan iklim kompetisi pada siswa, maka harapan selanjutnya dari kegiatan Back to Schooladalah melahirkan siswa-siswa yang berprestasi secara akademik, skill, sosial dan spiritual. Oleh karena itu, sekolah harus kreatif mengadakan kegiatan Back to Schoolagar syarat dengan makna edukasi. Dengan menggabungkan kreativitas siswa dan guru, sehingga ada sinergitas untuk menyambut tahun ajaran 2017-2018. Semoga.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI